REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Istana Kepresidenan melalui Sekretaris Kabinet Dipo Alam mengapresiasi buruh dan pimpinan serikat pekerja atas unjuk rasa peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day yang berlangsung damai dan tidak anarkis.
"Pemerintah juga menghargai polisi yang berhasil mengamankan unjuk rasa dengan tertib dan aman," kata Dipo di Jakarta, Rabu (1/5) malam.
Dipo mengatakan, unjuk rasa yang sebelumnya dikhawatirkan akan anarkis, ternyata berlangsung tertib dan aman. Menurutnya, hal itu tidak lepas dari hasil pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Wapres Boediono, para Menko dan menteri dengan perwakilan pimpinan buruh sebelumnya di Istana.
"Ternyata pimpinan para buruh saat bertemu Presiden sangat konstruktif dan santun, sehingga Presiden sangat mengapresiasi mereka," kata Dipo yang hadir pada pertemuan tersebut.
Pada pertemuan itu Presiden SBY memberi kado Hari Buruh Internasional 1 Mei sebagai hari libur nasional. Lalu Dipo membandingkannya dengan pertemuan tokoh lintas agama dengan Presiden SBY setahun sebelumnya. Pertemuan itu atas permintaan tokoh lintas agama, tapi kemudian keluar deklarasi yang menyatakan pemerintah bohong.
"Pemimpin buruh ternyata bisa lebih santun dan konstruktif," katanya seraya menambahkan inisiatif pertemuan dengan pimpinan buruh datang dari Istana.
Ternyata, lanjut Dipo, apa yang disampaikan pimpinan buruh saat bertemu dengan Presiden bahwa aksi mereka akan tertib dan tidak anarkis, ternyata memang terbukti.