REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Aksi yang dilakukan oleh satuan serikat pekerja di Surabaya sempat mengalami ketegangan.
Hal tersebut karena adanya perbedaan prinsip antara buruh yang menolak unjuk rasa di balai kota dan buruh yang memperjuangkan kepentingannya melalui demonstrasi.
Ketua DPC Serikat Pekerja LEM Surabaya, Mudji Santoso, mengatakan satuan pekerja yang berada di Balaikota Surabaya dinilai tidak memperingati May day. Pasalnya, mereka tidak melakukan upaya perjuangan untuk membela haknya selaku buruh.
"Hari buruh ini tidak bisa hanya dilakukan dengan berjoget-joget ria sambil dangdutan menunggu doorprise," kata Mudji pada Republika.
Karena itu, para demonstran yang berunjuk rasa di luar gedung pemkot tersebut, justru meneriaki rekan-rekan buruh lain yang berada di dalam acara tersebut. Puluhan petugas pengaman gabungan dari Satpol PP dan Polisi pun nampak bersiap siaga menjaga barisan tersebut.
Meskipun demikian, aksi yang dilakukan itu masih terpantau kondusif. Justru para demonstran diizinkan masuk oleh petugas untuk menyantap makanan yang tersedia.