Selasa 30 Apr 2013 23:59 WIB

Gula Semut Bisa Tingkatkan Kesejahteraan Penderes

Rep: Heri Purwata/ Red: Djibril Muhammad
Swasembada gula nasional ditarget 2014
Foto: Antara
Swasembada gula nasional ditarget 2014

REPUBLIKA.CO.ID, WATES -- Bupati Kulonprogo, H Hasto Wardoyo mengaku optimis agro industri gula semut bisa meningkatkan kesejahteraan penderes atau pengambil nira. Oleh sebab itu, perlu pembinaan terhadap masyarakat untuk segera mewujudkan agro industri yang memproduksi gula semut.

"Saat ini, Kulonprogo memiliki 6.000 penderes dan seluruhnya hidup dalam kemiskinan. Mereka harus diupayakan agar bisa lebih sejahtera," kata Hasto Wardoyo ketika membuka 'Temu usaha pengembangan pasar domestik gula semut Kulonprogo', di Wates, Selasa (30/4).

Dijelaskan Hasto, para penderes melakukan pekerjaannya akibat kepepet. Sehingga meskipun hasilnya sedikit, namun mereka setia menjalani pekerjaan tersebut.

Namun profesi penderes jangan dianggap remeh. Mereka merupakan modal utama untuk menciptakan agro industri gula semut. "Penderes jangan dipandang negatif, tetapi harus diberdayakan," katanya.

Untuk mewujudkan agro industri, lanjut Hasto, Kulonprogo telah memiliki persyaratan. Di antaranya, memiliki sumberdaya alam atau pohon kelapa, sumber daya manusia (penderes), koperasi, pendanaan, dan pangsa pasar. "Tinggal selangkah lagi agro industri dapat terwujud yaitu merealisasikannya," tuturnya.

Gudang penyimpanan bagi produksi gula semut juga dalam proses pembangunan. Pembangunan gudang yang bisa menyimpan gula semut sebanyak 180 ton ini didanai Bank Indonesia dan hampir selesai.

Gula semut, kata Hasto, merupakan hasil pengolahan dari gula yang telah dicetak. Caranya, gula merah yang telah dicetak dihaluskan menjadi lembut. Kemudian tepung gula ini dimasukkan ke dalam oven sehingga akan tercipta kristal gula merah yang selanjutnya disebut gula semut.

Saat ini, harga gula semut per kilogramnya Rp 21 ribu. Sedang harga gula merah hanya Rp 15 ribu.  Sehingga masyarakat lebih beruntung menjual gula semut dibandingkan gula merah biasa.

Hanya saja, pasaran gula semut Kulonprogo banyak ke luar negeri seperti Amerika Serikat dan Australia. "Permintaan ekspor 1.500 ton per tahun. Sedang Kulonprogo baru bisa memenuhi permintaan hanya 90 ton per tahun. Pasar dalam negeri 400 ton per tahun," katanya.

Karena itu, perlu diperbanyak jumlah pohon kelapa aga produksi nira mencukupi. Namun tantangannya adalah perla dana yang mencukupi untuk pengadaan bibit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement