REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pencarian satu orang korban tertimbun longsor tanah tebing Puncak Lancang, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat dihentikan karena sesuai ketentuan dalam penetapan tanggap darurat bencana alam selama tujuh hari.
"Kita sudah berupaya semaksimal mungkin melakukan pencarian, tapi selama tujuh hari ini satu korban belum berhasil kami temukan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Zatzat Munajat usai penutupan resmi pencarian korban di Garut, Jumat (26/4) sore.
BPBD dan tim gabungan lainnya sudah melakukan berbagai upaya secara manual atau menurunkan alat berat untuk mencari tiga korban longsor tersebut.
Upaya yang telah dilakukan, kata Zatzat sudah berhasil menemukan dua korban longsor yaitu Elah (49) dan Juhaenah (44) sedangkan satu korban lagi, Enoh (53) diduga masih tertimbun longsor.
"Sebenarnya kita juga ingin terus melakukan pencarian sampai korban ditemukan, tapi kami juga memiliki keterbatasan sehingga proses pencarian dihentikan sesuai ketentuan," jelas Zatzat.
Salah seorang anak korban yang belum ditemukan, Aceng (20) berharap pemerintah dan tim lain dapat melanjutkan pencarian hingga korban dapat ditemukan.
Jika pemerintah tidak melanjutkan upaya pencarian, Aceng menyatakan pasrah dan mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu pencarian ibunya.
"Keinginan saya kalau bisa pencarian waktunya ditambah sampai hari Minggu (28/4), tapi kalau tidak bisa tidak apa-apa saya berterima kasih atas bantuannya," kata Aceng.
Bencana longsor itu menimbun tiga orang perempuan yang sedang beraktivitas di kebun lahan Perhutani, Desa Sukakarya, Kecamatan Samarang atau sekitar lokasi operasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi, Pertamina Kamojang, Sabtu (20/4).
Dua jasad korban yaitu Elah berhasil ditemukan sekitar dasar tebing dalam timbunan tanah, Selasa (23/4), selanjutnya jasad Juhaenah (44) ditemukan tiga meter dari jarak lokasi penemuan jasad sebelumnya, Jumat sekitar pukul 10.30 WIB.