REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Hari terakhir ujian nasional (UN) tingkat SMP sederajat di Kota Bukittinggi, Sumatra Barat, diwarnai tawuran antara pelajar SMP Xaverius dan SMP Pendidikan Sekolah di Minangkabau (PSM), Kamis (25/4).
Pantauan Antara, tawuran pelajar tersebut terjadi di lapangan Basket Atas Ngarai. Sedikitnya 20 orang terlibat dalam aksi tersebut, namun tidak ada korban luka yang timbul.
Tawuran pelajar SMP Xaverius dengan pelajar SMP PSM terjadi dua kali di mana tawuran pertama sekitar pukul 10.00 WIB, namun berhasil dibubarkan anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang mengetahui adanya tawuran itu.
Selang beberapa jam setelah pembubaran oleh Satpol PP, tawuran antar dua sekolah swasta tersebut kembali pecah. Tawuran yang kedua kalinya itu kembali terjadi di lapangan Basket Atas Ngarai.
Tawuran yang kedua kalinya itu terjadi dengan melibatkan pelajar lebih banyak dari tawuran pertama. Beruntung pihak kepolisian di Mapolres Bukittinggi berserta anggota Satpol PP cepat ke lokasi sehingga tawuran dapat dihentikan.
Pelajar di dua sekolah yang terlibat tawuran itu melihat kedatangan petugas langsung melarikan diri, sehingga petugas kepolisi dan anggota Satpol PP tidak berhasil mengamankan satu pun pelajar yang sedang tawuran.
Tawuran bermula sewaktu enam siswa SMP Xaverius mendatangi siswa SMP PSM yang sedang berada di lapangan Basket Atas Ngarai. Tak diketahui penyebab terjadinya tawuran tersebut. Meski tawuran berhasil dibubarkan Polisi dan Satpol PP, namun satu orang pelajar di SMP Xaverius mengalami luka lebam pada bagian mata sebelah kirinya.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bukittinnggi Syafnir menyebutkan, pelaku utama serta penyebab terjadinya tawuran yang melibatkan puluhan pelajar SMP tersebut masih dalam penyelidikan aparat kepolisian. Untuk mencegah tawuran kembali pecah antar dua SMP tersebut, kata dia, pihaknya meminta Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga memfasilitasi pertemuan antar dua sekolah yang siswanya tawuran tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Bukittinggi Ellia Makmur menyayangi terjadinya tawuran pada siswa SMP tersebut. Menurutnya, tawuran tersebut tidak seharusnya terjadi karena Bukittinggi merupakan kota pendidikan. "Saya telah memerintahkan pejabat pada bidang olahraga untuk menyelesaikan tawuran itu," katanya menjelaskan.