REPUBLIKA.CO.ID, GARUT – Upaya tim evakuasi gabungan terhadap korban tanah longsor di Kampung Pancaklancang, Desa Sukakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, akhirnya membuahkan hasil.
Satu dari tiga korban meninggal dunia berhasil ditemukan Selasa (23/4) pagi. Jasad korban yang ditemukan adalah Ny Ela (40 tahun ). Sedangkan dua korban lainnya, yaitu Ny Enoh (40) dan Juhaena (36) masih belum ditemukan.
Kepala BPBD Kabupaten Garut, Zatzat Munazat, mengatakan, upaya pencarian korban longsor mulai membuahkan hasil setelah dua unit eksavator bantuan PT Pertamina dikerahkan ke lokasi.
Dengan alat berat tersebut, ia mengatakan, tumpukan tanah yang mencapai ketebalan lima sampai 10 meter bisa diangkat. "Posisi korban ditemukan di tepian sungai yang tertutup longsoran tanah setinggi hampir lima meter," kata dia kepada para wartawan, Selasa (23/4).
Dikatakan Zatzat, jenazah Ela saat ditemukan dalam posisi tertelungkup tertimbun longsoran tanah. Kondisi jasad korban, ia melanjutkan, sudah mulai membusuk karena empat hari tertimbun tanah.
Setelah dievakuasi, jenazah diperiksa tim medis di lokasi untuk kemudian diserahkan kepada pihak keluarga. "Petugas melakukan identifikasi dulu terhadap jenazah. Dari cirri-ciri dan kesaksian keluarga, jasad tersebut merupakan almarhumah Ela," tutur dia.
Zatzat mengatakan, upaya pencarian terhadap dua korban lainnya masih terus dilakukan. Pecarian, ia menambahkan, dipusatkan di lembah dekat sungai yang diduga menjadi titik dua korban tertimbun longsoran tanah.
Ia berharap dengan dikerahkannya dua alat berat ini upaya pencarian bisa lebih maksimal lagi. "Pencarian mulai terlihat maksimal setelah dua unit alat berat dikerahkan. Ditambah lagi jumlah personel yang membantu cukup banyak," katanya menegaskan.
Peristiwa tanah longsor itu terjadi Sabtu (20/4) sekitar 07.30 WIB. Saat kejadian, ketiga korban tengah mengolah lahan prtanian mereka. Menurut penuturan Zat Zat, saat kejadian di lokasi tidak sedang turun hujan. Namun ia mengakui dalam beberapa hari daerah tersebut diguyur hujan deras.
"Lahan yang dilolah para korban milik Perhutani. Mereka selama ini menjadi penggarap lahan tersebut," katanya.
Dikatakan Zat Zat, pencarian ketiga korban akan sulit dilakukan dengan alat manual. Karena itu pihaknya telah meminta banuan alat berat ke Pertamina Energy Geothermal Kamojang, Garut. Permintaan tersebut, kata dia, sudah direspon dan akan dikirim dua unit ekskavator ke lokasi.
Untuk menjangkau lokasi, personel gabungan membuat akses jalan agar ekskavator bisa menembus lokasi. "Baru hari ini dua unit ekskavator tiba di lokasi. Untuk menjangkau lokasi, perlu kerja keras karena harus membuat jalan darurat," ujarnya.
Komandan Kodim 0611 Garut, Letko Czi Dian Herdiana, mengatakan, mengerukan akan dilakukan langsung ke titik yang diduga korban tertimbun tanah longsor. Untuk mendukung upaya pencarian dengan alat berat, kata dia, Kodim 0611 dan unsur TNI mengerahkan puluhan personelnya.
Ia berharap saat upaya pencarian hujan tak turun. Sebab jika hujan turun deras saat pencarian akan menyulitkan tim maupun alat berat. "Kondisi tebingnya sangat curam sehingga harus esktra hati-hati saat pencarian," katanya menegaskan.