REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Partai politik selama ini tidak berhasil melaksanakan proses kaderisasi, dan belum mampu memberikan pendidikan politik yang bagus bagi perempuan, kata sosiolog Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Partini.
"Kondisi itu menyebabkan minimnya calon anggota legislatif (caleg) perempuan berkualitas yang dimiliki partai, dan sulit untuk bisa terpilih menjadi anggota legislatif," katanya di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, beberapa anggota legislatif perempuan di DPR RI yang terpilih pada 2009 mayoritas dari kalangan publik figur. Mereka yang dicalonkan tidak jarang karena dipinang oleh partai, bukan melalui proses penggemblengan partai sejak lama.
"Jika dipinang, tentu mereka tidak banyak tahu seluk beluk politik. Saat terpilih mereka merasa baru belajar politik, meskipun mereka nanti juga bisa menyesuaikan, tetap saja kualitas mereka diragukan," katanya.
Ia mengatakan untuk bisa sukses terjun ke politik, perempuan perlu memiliki dua modal penting, yakni keberanian dan rasa percaya diri yang cukup. Selama ini perempuan umumnya memiliki modal keberanian dan rasa percaya diri yang sangat kurang, meskipun memiliki pendidikan yang cukup.
Oleh karena itu, perempuan jauh hari perlu lebih banyak belajar ikut berorganisasi. Dengan berorganisasi, perempuan mampu menyalurkan pendapat dan pemikirannya.
Selain itu, perempuan yang ingin berkarir di politik juga harus mendapat izin keluarga karena sepak terjang perempuan tidak akan bisa melampaui batas yang digariskan oleh kultur jika tidak ada izin keluarga. Perempuan juga harus memiliki pengetahuan dan membangun jaringan cukup luas.
Menurut dia, kuota 30 persen caleg perempuan seperti yang diamanatkan UU Pemilu diharapkan memberikan kesempatan bagi perempuan agar bisa berperan dalam menjadi perumus dan pengambil kebijakan.
Namun demikian, kenyataannya setelah melewati tiga kali pemilu, jumlah perempuan yang duduk di kursi di legislatif belum mencapai angka 30 persen.
"Rata-rata hanya berkisar 12 persen perempuan yang berhasil duduk di legislatif. Artinya, tidak ada satu pun parpol yang bisa memenuhi kuota tersebut," katanya.