REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Gereja Bethel Indonesia (GBI) Kota Magelang, Jawa Tengah, yang terbakar pada Senin dini hari sebagai peninggalan zaman penjajahan Belanda dengan masa pembangunan pada 1892, kata pimpinan gereja tersebut Pendeta Titus Wiyono.
"Dibangunnya pada zaman Belanda, tahun 1892," katanya saat turut memantau petugas gabungan bersama warga setempat memadamkan kobaran api yang membakar gereja itu di Magelang, Senin.
Hingga saat ini, pihaknya belum bisa memperkirakan kerugian akibat kebakaran gereja seluas sekitar 280 meter persegi yang memiliki sekitar 700 jemaat tersebut.
Gereja Bethel Indonesia (GBI) di Jalan Diponegoro Nomor 13, Kelurahan Magelang, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang, terbakar sekitar pukul 00.15 WIB. Petugas dengan empat mobil pemadam kebakaran berasal dari Kota dan Kabupaten Magelang berusaha memadamkam kobaran api.
Aliran listrik di sekitar gereja setempat yang sempat dipadamkan oleh petugas PLN setempat, akibat kebakaran bangunan tersebut, telah normal kembali sekitar pukul 01.30 WIB.
Ia mengatakan kobaran api diperkirakan berasal dari tempat di sekitar altar gereja yang kemudian merembet ke seluruh bangunan, terutama atap.
"Atapnya habis terbakar, sebagian besar bahan bangunan dari kayu," katanya.
Ia memperkirakan korsleting listrik menjadi penyebab kebakaran tersebut. Jaringan listrik di gereja tersebut diperbaiki sekitar tiga tahun lalu.
"Tidak ada korban dalam peristiwa itu, kami segera melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebabnya," katanya di sela memantau pengamanan lokasi kebakaran gereja itu.
Sekitar pukul 02.00 WIB kobaran api telah berhasil dipadamkan petugas.