Kamis 18 Apr 2013 20:18 WIB

Kemensos Prihatin Kasus Pelecehan Siswa SLB

Rep: Fenny Melisa/ Red: Dewi Mardiani
Pelecehan seksual terhadap anak (ilustrasi)
Pelecehan seksual terhadap anak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Kesejahteraan Sosial Anak Kementerian Sosial (Kemensos), Bambang Mulyadi, mengaku prihatin dengan adanya kasus pelecehan siswa SLB yang terjadi beberapa waktu lalu. "Saya sangat prihatin mendengar berita anak SLB yang menjadi korban pelecehan seksual," kata Bambang dihubungi, Kamis (18/4).

Menurut Bambang, anak yang beresiko menjadi korban pelecehan seksual tidak hanya anak-anak yang berlatar belakang pendidikan terbatas dan keadaan sosial ekonominya berada di bawah garis kemiskinan, tetapi juga kalangan menengah ke atas pun juga rentan menjadi korban. "Bahkan yang lebih ironis lagi adalah anak-anak yang seharusnya mendapatkan perlindungan khusus termasuk siswa SLB," kata dia.

Karena itu, Bambang mengatakan, isu tentang pelecehan seksual pada anak bukanlah isu tunggal tetapi cross cutting issues yakni isu yang berurusan dengan sektor/kementerian/lembaga lain. "Penanganannya pun harus dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan berbagai unsur," ujar Bambang.

Unsur yang dimaksud Bambang, yakni komunitas media dan keluarga terdekat korban. "Karena apa pun persoalan yang dialami oleh anak, tidak terlepas dari sistem pengasuhan yang diterapkan dalam keluarga tersebut," tutur Bambang.

Kemensos sendiri, kata Bambang, menyikapi kasus pelecehan seksual akan melakukan beberapa upaya pencegahan, termasuk penyadaran masyarakat dan penguatan keluarga, dan rehabilitasi korban dan keluarga. Kemensos juga memberikan bantuan materi. "Kemensos juga memiliki fasilitas Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) di Bambu Apus Jakarta Timur yang dapat diakses oleh anak sebagai pelaku korban dari tindakan kekerasan terhadap anak."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement