REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebijakan menyelenggarakan ujian nasional (UN) yang dianggap tak tepat membuat praktisi dunia pendidikan geram. Bahkan, ada yang menuntut Mendikbud Mohammad Nuh untuk mundur dari jabatannya.
Pengamat pendidikan dari Universitas Paramadina Utomo Dananjaya menuding mendikbud sebagai yang paling bertanggung jawab atas kekacauan yang terjadi di dunia pendidikan Indonesia saat ini.
"Menteri harus bertanggung jawab. Ia harus berani berhenti secara jantan," tegasnya ketika dihubungi ROL, Rabu (17/4).
Menurut Utomo, Kemendikbud terlalu memaksakan kebijakan UN. Padahal layanan pendidikan pada siswa belum terstandar secara nasional. Ia juga menilai Nuh tak becus menyelenggarakan UN yang dianggap amburadul.
"Jangankan membuat UN secara konsepsi, secara teknis saja dia tidak bisa," katanya.
Menurutnya, Nuh terlalu menganggap enteng penyelenggaraan UN sehingga banyak masalah terjadi. Seperti penundaan UN di 11 provinsi karena pengepakan soal, terselipnya lembar soal dalam paket pelajaraan yang tengah diuji, hingga masalah teknis yang dinilai carut-marut.
"Seluas ini Indonesia, sebanyak ini orang yang mengikuti ujian, hanya dianggap bisa selesai dengan satu kebijakan saja," kata Utomo.
Saat ini, ujar dia, solusinya hanya satu. Yaitu mengganti Nuh. "Di negeri kita ini masih banyak orang pintar," kata Utomo.