REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Peringatan Hari Kartini yang jatuh pada 21 April menjadi sumber rezeki para pengelola salon di Semarang yang menyewakan pakaian adat untuk anak-anak TK (Taman Kanak-Kanak) dan PAUD (pendidikan anak usia dini).
Pemilik Salon Cantiq Semarang, Nunung, di Semarang, Senin, mengaku setiap Hari Kartini sejumlah sekolah TK dan PAUD mewajibkan anak didiknya mengenakan pakaian adat dan menggelar festival.
"Para orang tua biasanya lebih memilih menyewa daripada membeli baju. Sekarang sudah banyak yang memesan baju dan ada juga yang meminta anaknya dirias," kata Nunung.
Ibu yang sedang mengandung anak keduanya itu mengaku tidak mematok harga sama untuk semua pakaian karena jenisnya juga berbeda, seperti pakaian adat Bali, Jawa, dan Kalimantan.
"Untuk satu kostum Jawa lengkap yakni kebaya, bawahan, dan sandal, biaya sewanya Rp 50 ribu. Kalau yang kostum Bali ini lebih mahal,'' katanya. ''Untuk yang minta dirias, tambah biaya Rp50 ribu."
Nunung mengaku seluruh penyewa harus meninggalkan kartu identitas, seperti kartu tanda penduduk (KTP) sebagai antisipasi awal agar tidak ada kasus penyewa pakaian yang tidak mengembalikan.
Banyaknya orang tua murid yang menyewa pakaian adat untuk anak-anak mereka menjelang Hari Kartini juga diakui Siti dan Aning. Keduanya pegawai Salon Sari Semarang.
"Selalu ramai yang menyewa. Bisa lebih dari 60 orang yang menyewa baju setiap menjelang Hari Kartini," katanya.
Perbedaan waktu pelaksanaan kegiatan dari masing-masing sekolah menjadikan salon mendapatkan untung lebih besar ketimbang hari-hari biasa.