REPUBLIKA.CO.ID, DEMAK -- Sejumlah petani bawang merah di Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Rabu (10/4), terpaksa panen dini, karena tanaman bawangnya terendam banjir dengan ketinggian bervariasi.
Ratiban, salah seorang petani bawang merah asal Desa Pasir, Kecamatan Mijen, Demak, di Demak, Rabu, mengakui, tanaman bawangnya di atas lahan seluas 1,5 hektare yang ada di Desa Pecuk, Kecamatan Mijen, terpaksa dipanen dini, karena usia tanamannya yang baru 35 hari tergenang banjir.
Seharusnya, kata dia, masa panen setelah tanaman memasuki usia 50 hari. Ia khawatir, tanaman bawang merahnya itu akan membusuk, jika tidak segera dipanen.
Apalagi, lanjut dia, genangan banjir di areal persawahan hingga dada orang dewasa dan setiap terjadi genangan proses surutnya juga lama, karena lokasinya berada di daerah dataran rendah. "Dalam jangka waktu tiga hari tidak dipanen, tanaman bawang merah tersebut akan membusuk," ujarnya.
Setiap hektare tanaman bawang merah ketika dipanen secara normal, katanya, bisa menghasilkan bawang merah hingga 6 ton.
"Jika harga jual sekaranya per kilogramnya mencapai Rp20.000, maka dalam 1,5 hektare bisa menghasilkan Rp30 juta," ujarnya.
Dengan panen dini seperti sekarang, dia memperkirakan, setiap hektarenya hanya bisa menghasilkan bawang merah sekitar 1,5 ton hingga 2 ton, karena ukuran bawangnya belum mencapai ukuran ideal.