REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertamina EP mengaku masih terus berupaya menghentikan semburan gas lumpur di Prabumulih, Sumatera Selatan. Bahkan anak usaha Pertamina ini mengaku terus melakukan berbagai opsi untuk mematikan semburan sumur TLJ 25 INF, yang mulai mengeluarkan gas lumpur 30 Maret lalu.
"Penggunaan sumur TLJ 157 untuk melakukan pengeboran miring atau perforasi pada lapisan layer/lithology yang sama ke pusat kick di sumur TLJ 25 INF akan kita lakukan," kata Juru Bicara Pertamina EP, Agus Amperianto, Rabu (10/4). Pekerjaan sumur TLJ-157 ini akan dilakukan pada interval kedalaman 292-304 meter.
Ia menuturkan, upaya ini diyakini bisa mengurangi tekanan gas yang keluar dari sumur TLJ 25 INF. Selanjutnya secara simultan dilakukan injeksi lumpur berat dengan SG 1,9 untuk mematikan semburan. Perkembangan pekerjaan persiapan sumur TLJ 157 telah mencapai 85 persen sehingga bisa segera dilaksanakan.
"Upaya yang juga terus dilakukan Pertamina EP saat ini adalah mengurai tekanan gas yang keluar dengan cara simulasi injeksi water jetting," jelasnya. Cara ini dengan menyemprot air dengan tekanan tinggi untuk mengurangi tekanan semburan dari bawah.
Dari pantauan yang dilakukan, Pertamina EP mengklaim, gas semburan masih aman dalam radius 300-500 meter. Sehingga masyarakat yang berada pada radius tersebut dibolehkan untuk beraktivitas seperti biasa.
Sementara untuk tingkat kebisingan pada radius yang sama menunjukkan tren penurunan dengan angka 60 sampai dengan 80 desibel. "Kondisi mayoritas warga dalam penampungan terpantau dalam keadaan sehat dan berdasarkan data kunjungan ke posko kesehatan, untuk yang sakit tim medis Pertamina EP Asset 2 Field Prabumulih standby 24 jam di posko kesehatan," jelasnya.