Selasa 09 Apr 2013 12:01 WIB

Remaja Rentan Jadi Korban Kejahatan di Dunia Maya

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: Karta Raharja Ucu
Anak dengan komputer. Orangtua harus mengawasi anak dalam penggunaan teknologi dan layanan di internet untuk menghindarkan mereka dari pornografi.
Foto: COMMON WIKIMEDIA
Anak dengan komputer. Orangtua harus mengawasi anak dalam penggunaan teknologi dan layanan di internet untuk menghindarkan mereka dari pornografi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kian majunya teknologi membuat kejahatan dan penipuan di dunia maya semakin besar. Tak jarang para penjahat mencari dan mengincar korbannya di dunia maya, seperti jejaring sosial.

Pakar Komunikasi Universitas Indonesia, Devie Rahmawati, mengatakan praktik kejahatan, seperti pemerkosaan dan penipuan yang sudah lama terjadi. "Dan dunia maya cuma jadi alat dan modus baru saja," kata Devie ketika berbincang dengan ROL, Selasa (9/4).

Anak-anak dan remaja yang kini banyak beraktivitas di dunia maya rentan menjadi korban kejahatan. Menurut Devie, dengan waktu yang lebih banyak, tapi tidak diimbangi dengan pengalaman dan pengetahuan yang memadai, anak-anak dan remaja mudah terjebak dalam rayuan tidak rasional dari produk, aktivitas, dan perkenalan di dunia maya. "Remaja dengan pengetahuan yang minim sangat mudah terjebak," sebut Devie mengakhiri.

Devie menjelaskan, banyaknya sandiwara di dunia maya, membuat pelaku kejahatan tahu persis secara psikologis para remaja sangat lemah. Artinya, banyak remaja menyembunyikan jati dirinya dan menjadi orang lain di dunia maya. "Dengan mental yang lemah, remaja akan senang bila memperoleh perhatian dari orang-orang di dunia maya," imbuh Devie.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement