REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Isu SARA disinyalir menjadi penyebab bentrokan antar pengungsi Myamnmar penghuni rudenim, Medan, Sumut, Jumat (5/4). Praktisi hukum dan Pendiri Pusat Informasi dan Advokasi Rohingya-Arakan (PIARA) Heru Susetyo mengatakan, dugaan tersebut sangat kuat.
Karena sinyalemen bentrokan memang sudah tercium jauh-jauh hari ketika dinamika di Myanmar sendiri terus meruncing belakangan ini. "Ini konflik etnis Myanmar Rohingya muslim dengan Buddhis. Masalah pembantaian muslim yang masih terjadi di sana sampai ke telinga para pengungsi ini. Lalu terjadi bentrokan," katanya saat dihubungi Republika, Jumat (5/4).
Menurutnya, delapan pengungsi yang tewas dalam bentrokan ini merupakan para pengungsi Myanmar dari kaum Buddhis. Jatuhnya korban ini tak terelakan terjadi karena pengungsi Myanmar di redunim Medan hanya terdiri atas dua golongan, Islam dan Budha. Terdiri dari 45 muslim dan 39 Buddhis.
Tak hanya itu, lanjutnya, sesaknya redunim juga diperkirakan melebihi kapasitas. Sehingga gesekan tak dapat terhindarkan. Terlebih isu pembantaian umat muslim kembali kencang berhembus di Myanmar.
"Dari Arakan, Myanmar masalah ini terbawa ke sini. Dan di sini mereka (muslim Rohingya) melampiaskan kepada Buddhis," kata dia.