Selasa 02 Apr 2013 21:05 WIB

Keamanan Brankas tak Standar, Pegadaian Dirampok Rp 6,7 Miliar

Rep: Yulianingsih/ Red: A.Syalaby Ichsan
Perampok mengintai dari balik jendela, ilustrasi
Perampok mengintai dari balik jendela, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kapolresta Yogyakarta Kombes  Mustaqim mengatakan, sistem pengamanan di Kantor Pegadaian Syariah Ngampilan Yogyakarta tidak sesuai standar.

Sehingga, kantor pegadaian pun dengan mudah dirampok. Isi brankas kantor senilai Rp 6,7 Milyar pun harus terkuras habis gara-gara ulah rampok.

"Jelas tidak standar, untuk kantor pegadaian satpam hanya satu dan brangkas penyimpanan perhiasan serta uang hanya seperti lemari loker saja," katanya kepada wartawan di Mapolresta Yogyakarta, Senin (2/4). 

Seharusnya, ujarnya, brankas penyimpanan di kantor bank atau pegadaian menggunakan brankas besi dengan kunci khusus berupa kode tertentu. Tidak seperti  brankas di Pegadaian Syariah Ngampilan ini yang hanya menggunakan kunci biasa dimana di dalamnya berisi rak-rak  seperti loker pada umumnya.

Menurutnya, Polresta sudah memanggil enam orang saksi terkait aksi perampokan tersebut. Enam saki ini tiga diantaranya merupakan karyawan termasuk satpam pegadaian dan tiga lainnya tukang parkir. Berdasarkan keterangan saksi, kata dia, ada yang mendengar suara letusan.

Akan tetapi,  pihaknya tidak menemukan longsong proyektil di TKP. Oleh karena itu, Mustaqim masih mendalami keterangan saksi tersebut.

Kantor pegadaian syariah Ngampilan Yogyakarta, dirampok pada Senin (2/4) pukul 10.00 WIB. Ada lima pelaku yang diindikasikan melakukan aksi tersebut. Mereka menggunakan helm dan penutup wajah. Mereka juga membawa senjata laras pendek untuk mengancam para karyawan pegadaian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement