REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Suryadharma Ali mengatakan, mencari caleg perempuan itu susah. Sebab banyak perempuan yang tidak begitu tertarik dengan politik.
“Saya tidak bermaksud mengabaikan undang-undang maupun mengesampingkan kaum perempuan. Namun faktanya merekrut caleg perempuan itu sulit sekali,” kata Suryadharma di Gedung DPR/MPR, Senin, (1/4).
Menurut Surya, di Jawa Tengah dan Jawa Barat saja susah mencari caleg perempuan, apalagi di daerah seperti Maluku, Papua, Sulawesi Utara, dan NTT. Kuota caleg perempuan itu sebesar 30 persen, kalau kuota caleg sebanyak 560, berarti kuota untuk perempuan kira-kira 170 orang.
Diakui Surya banyak kaum perempuan yang pandai dan berkualitas. Namun mereka belum tentu ingin terjun di dunia politik. Makanya aturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) harus dibuat lebih realistis. “Aturan kuota 30 persen caleg perempuan sangat menyulitkan dan tidak berdasar pada realitas yang ada,” terangnya.
Semua partai, ujar Surya, pasti merasa kesulitan untuk memenuhi kuota 30 persen bagi caleg perempuan. Ia juga mendukung agar aturan tersebut dicabut saja.
Suryadharma yang juga menjabat sebagai Menteri Agama itu menuturkan semua partai saat ini orientasinya pada pemenangan kursi. Partai harus menempatkan perempuan dengan elektabilitas tinggi. Namun, hanya sedikit perempuan yang tertarik dengan politik sehingga partai menempatkan caleg perempuan hanya untuk memenuhi aturan KPU.
Memang di PPP, terang Surya, terdapat majelis taklim perempuan seperti Mar'ah Solehah dam persatuan ustazah. Namun mereka jarang yang berminat menjadi politisi.