REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kalangan purnawirawan jenderal TNI resah dengan kondisi bangsa. Mereka mengkritik lambannya pemerintahan SBY dalam menyikapi kasus penyerangan Lapas Kelas IIB Cebongan, Sleman.
Mantan komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom) Mayjen (purn) Syamsu Djalal mengingatkan Presiden SBY agar segera menyelesaikan kasus bangsa daripada sibuk memikirkan urusan partai.
Ia semakin geram setelah SBY menerima jabatan ketua umum Partai Demokrat, yang semakin menyita waktunya untuk mengurusi negara. "SBY itu prajurit apa tidak? Pancasilais apa tidak? Serakah ambil jabatan, presiden saja belum cukup," kata Syamsu di Jakarta, Senin (1/4).
Menurut dia, persoalan Lapas Cebongan sangat genting untuk diselesaikan. Apalagi, ia menengarai, opini publik sudah mulai mengarah untuk menyalahkan TNI sebagai pelaku pembunuhan empat tersangka pembunuh anggota Kopassus Sertu Santoso.
Karena sudah ada opini liar yang tendensius, ia meminta SBY yang juga pensiunan jenderal untuk turun tangan. Kalau SBY terus hanya mengurusi partai, maka negara akan disetir oleh pernyataan Komnas HAM maupun Kontras yang membawa agenda tertentu untuk menyudutkan TNI.
"Kerjanya (SBY) apa tidak jelas. Serakah, ketua umum (Partai Demokrat) diambil, dalam situasi dan kondisi begini. Ada apa negeri kita ini," katanya.