Jumat 29 Mar 2013 23:03 WIB

Mabes Polri: Kapolsek Dolok Panribuan Sempat Negosiasi dengan Warga

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Hazliansyah
Garis Polisi (ilustrasi)
Foto: Antara Foto
Garis Polisi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Massa yang melakukan pengeroyokan terhadap AKP Andar Yohanes Siahaan sebenarnya mengetahui jika Yohanes adalah seorang polisi.

Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri, Kombes Agus Rianto, Jumat (29/3) mengatakan, pengeroyokan bermula saat Andar yang merupakan Kapolsek Dolok Panribuan melakukan penggerebekkan terhadap praktik judi togel bersama tiga orang anak buahnya di Dusun Rajanihuta Nagari Buttu Bayu Paneraja, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun.

Namun saat membawa membawa bandar togel bernama Yeni Sumbiyak, tiba-tiba istri Yeni meneriaki Yohanes beserta anak buahnya sebagai pelaku pencurian ternak. Warga yang belakangan memang diresahkan dengan pencurian ternak langsung emosi. 

"Warga yang menghadang ini sengaja mengejar para petugas karena menyangka Kapolsek dan anak buahnya pencuri," ujar Agus Rianto.

Dia melanjutkan, setelah terpojok, Andar yang berpakaian preman kemudian keluar dari mobil dan berdialog dengan warga. Disampaikan oleh Andar bahwa ia dan tiga anak buahnya ialah polisi dari Mapolsek setempat.

Warga percaya lalu meminta sang bandar dilepas. Enggan menuai keributan, Andar lantas menuruti permintaan warga. Akan tetapi amarah masa yang sudah mengepungnya ini tidak mereda.

 

"Kapolsek malah dikejar lagi hingga akhirnya tewas dikeroyok. Memang di sini ada upaya untuk menghabisi nyawanya oleh warga," ujar perwira melati tiga ini.

 

Kini, 21 orang telah ditetapkan sebagai tersangka dimana tujuh belas diantaranya langsung dijebloskan ke rumah tahanan di Polda Sumut.

Sementara itu, provokator aksi sekaligus istri tersangka, Tamarian Boru Aruan terus diperiksa intensif terkait ulahnya yang menyebabkan Andar meregang nyawa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement