REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mabes Polri sudah mengantongi ciri-ciri para pelaku bersenjata laras panjang dan bertopeng dalam penyerangan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Cebongan, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (23/3).
"Jelas kita sudah punya info itu dari keterangan saksi, cuma kita belum bisa sampaikan kepada publik karena akan digunakan lagi untuk penyelidikan. Itu bagian dari pendalaman penyelidikan," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Jakarta, Rabu (27/3).
Boy membenarkan bahwa pelaku penyerangan di Lapas mengunakan bahasa daerah tertentu, karena lokasi kejadiannya berlangsung di Pulau Jawa.
"Ya ada, tapi itu bagian dari penyelidikan. Artinya apakah dialek, perawakan, ciri-ciri, alat-alat apa yang dipakai pasti digali disitu, itu namanya proses olah tempat kejadian perkara (TKP)," kata Boy.
Aksi yang dilakukan 17 orang bertopeng sudah terencana rapi. "Dibilang terencana iya betul. Ini direncanakan dengan baik," ucap Boy. Sebab, katanya, para pelaku melakukan aksi mereka hanya dalam waktu singkat, kurang lebih 15 menit, tuturnya.
Pada Sabtu, 23 Maret terjadi insiden penembakan di Lapas Cebongan terhadap empat tersangka kasus pembunuhan anggota TNI AD dari Kesatuan Kopassus Kandang Menjangan, Kartasura, Sersan Satu Heru Santoso (31) di Hugo`s Cafe, Maguwoharjo.
Mereka yang tewas akibat insiden itu adalah Angel Sahetapi alias Deki (31), Adrianus Candra Galaga alias Dedi (33), Gameliel Yermiayanto Rohi alias Adi (29) dan Yohanes Yuan (38).