Rabu 27 Mar 2013 04:33 WIB

Mainan Tradisional Ajarkan Anak-Anak Bersosialisasi

Gasing (ilustrasi)
Foto: blogspot.com
Gasing (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gempuran teknologi perlahan-lahan menggerus dan membuat mainan tradisional terancam punah. Padahal, mainan tradisional sepatutnya dilestarikan, karena bisa menjadi media pembelajaran bagi anak-anak.

"Melalui permainan tradisional itu akan membangun kesadaran kolektif dalam bersosialiasi dengan anak-anak lainnya. Selain itu juga dapat menjadi media pembelajaran dalam penanaman sikap dan perilaku dalam kebersamaan," kata peneliti dari Institut Seni Indonesia Surakarta, Bagus Indrayana di Yogyakarta, Selasa (26/3).

Saat memaparkan hasil penelitiannya di Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM), Agus berpendapat, mainan tradisional memiliki fungsi sosial dan budaya terkait perkembangan anak menuju pemilikan pengetahuan dan keterampilan, baik individu maupun kolektif.

"Perilaku kolektif terlihat pada kegiatan bermain di mana anak-anak saling berkomunikasi, bercanda, dan bermain dengan benda mainannya, seperti dhakon (congklak), gasingan, dan wayang umbul," katanya.

Ia mengatakan, mainan tradisional memiliki peranan signifikan dalam menumbuhkan kebebasan berkreasi, keleluasaan menetapkan pilihan material, bentuk, teknik, dan aturan bermain secara mandiri. Proses pembuatan mainan tradisional menjadi ajang transformasi pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan orang tua kepada anak-anak.

"Proses tersebut mendorong anak-anak untuk menciptakan mainan sendiri sekaligus mengembangkan imajinasi, daya kreasi, dan keterampilan mereka," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement