REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG--Bantuan bibit stroberi dari Korea Selatan ternyata tidak cocok dikembangkan di Kabupaten Bandung, khususnya di wilayah Kecamatan Pasirjambu, Ciwidey, dan Rancabali (Pacira). Penyebab ketidakcocokan yakni perbedaan iklim.
Petani stroberi terus mendesak pemerintah untuk memberikan bantuan benih stroberi. Alasannya bibit yang sekarang dianggap sudah tidak produktif.
Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kabupaten Bandung, Endang Rahmat mengatakan, bibit stroberi bantuan datang dari Pemerintah Kabupaten Go seong Gun Korea Selatan. Sebanyak 300 bibit, rencananya akan dikembangkan di wilayah Pacira.
"Awalnya, harapan kami, bibit tersebut bisa berkembang dan mampu membangkitkan lagi produksi stroberi. Namun ternyata tidak cocok," ujarnya di Kantor Distanbunhut Kabupaten Bandung, Jumat (22/3).
Endang mengatakan stroberi dari Korea Selatan tersebut memiliki buah lebih besar. Bibit tersebut telah ditangkarkan di salah satu petani. Namun, ternyata pertumbuhannya kurang bagus.
Diperkirakan, jeleknya pertumbuhan bibit tersebut, karena perbedaan iklim. "Kalau disana kan iklimnya subtropis. Sedangkan di sini tropis, mungkin ini salah satu penyebab kurang bagusnya pertumbuhan bibit dari Korea Selatan itu," katanya.
Selain masalah iklim, kata Endang, buah stroberi dari Korsel tersebut juga tidak tahan lama. Meski buahnya lebih besar dibandingkan stroberi biasanya dan lebih menarik tampilannya, buah stroberi dari jenis bibit tersebut lebih cepat busuk.
Rasanya pun tidak semanis stroberi yang diproduksi saat ini. "Meski tampilan buahnya lebih besar dan warnanya merah, tapi rasanya lebih asam. Jadi tidak cocok untuk dikonsumsi langsung sebagai fresh fruit. Buah itu lebih cocok masuk ke industri makanan minuman," katanya.