Jumat 22 Mar 2013 21:00 WIB

Panti Minim Alat, Penyandang Disabilitas Sulit Cari Kerja

Rep: Fenny Melisa/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Sejumlah siswa-siswi berkebutuhan khusus bersiap melaksanakan Ujian Nasional (UN) tingkat SMA/MA/SMK/SMA-LB di SLB A Pembina Tingkat Nasional, Jakarta, Senin (16/4).
Foto: Republika/Agung Fatma Putra
Sejumlah siswa-siswi berkebutuhan khusus bersiap melaksanakan Ujian Nasional (UN) tingkat SMA/MA/SMK/SMA-LB di SLB A Pembina Tingkat Nasional, Jakarta, Senin (16/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sampai saat ini penyandang disabilitas masih sulit mendapat kesempatan setara di dunia kerja. Kepala Panti Sosial Bina Rungu Wicara (PSBRW) Melati Eva Rahmikasim mengungkapkan banyak penyandang disabilitas yang sulit mendapatkan kerja.

"Mereka menganggur pasca lulus dari Sekolah Luar Biasa (SLB) dan tidak tahu mau kemana. Sementara mereka juga perlu pekerjaan untuk menghidupi dirinya sendiri," kata Eva pada Review Program Rehabilitasi Sosial 2013 di Jakarta Jumat (22/3).

Eva meyakini banyak penyandang disabilitas, selain yang bersekolah di SLB, memiliki potensi besar namun seringkali terhambat karena alat keterampilan kerja yang ada di panti minim. "Alat keterampilan kerja yang ada di panti tidak sesuai zaman," tuturnya.

Kondisi itu patut disayangkan karena berapa perusahaan berminat untuk memperkerjakan para penyandang disabilitas yang memiliki keahlian tertentu. "Ketika saya tanya mereka (perusahaan) apakah berminat untuk memperkerjakan penyandang disabilitas mereka bilang ya," kata Eva.

Eva berharap ada penambahan alat penunjangan keterampilan kerja bagi mereka penyandang disabilitas terutama bagi 120 penghuni Panti Sosial Bina Rungu Wicara (PSBRW) Melati yang berasal dari kalangan menengah dan miskin.

"Intinya kami minta pemenuhan hak-hak difabel untuk aktualisasi mereka para penyandang disabilitas. Karena mereka para penyandang disabilitas memiliki potensi. Tinggal bagaimana mengembangkan kreatifitas mereka," ujar Eva.

Sementara itu, Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri mengatakan akan menambah alat-alat ketrampilan kerja di panti-panti yang menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rehabilitasi Sosial (Rehsos). "Alat keterampilan kerja yang baru untuk semua UPT Rehsos akan disiapkan," ujar Salim.

Salim mengungkapkan Kemensos telah memberikan pelatihan sebagai persiapan kerja bagi para penyandang disabilitas terutama tuna daksa setiap tahunnya. Selain itu, lanjut Salim, Kemensos melakukan pendekatan ke perusahaan-perusahan  asing dan dalam negri sebagai upaya penyerapan tenaga kerja dari penyandang disabilitas.

 "Dengan pendekatan tersebut kita jadi tahu perusahaan ini mencari dapat memperkerjakan penyandang disabilitas dengan ketrampilan apa," tutur Salim.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلْيَسْتَعْفِفِ الَّذِيْنَ لَا يَجِدُوْنَ نِكَاحًا حَتّٰى يُغْنِيَهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖ ۗوَالَّذِيْنَ يَبْتَغُوْنَ الْكِتٰبَ مِمَّا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ فَكَاتِبُوْهُمْ اِنْ عَلِمْتُمْ فِيْهِمْ خَيْرًا وَّاٰتُوْهُمْ مِّنْ مَّالِ اللّٰهِ الَّذِيْٓ اٰتٰىكُمْ ۗوَلَا تُكْرِهُوْا فَتَيٰتِكُمْ عَلَى الْبِغَاۤءِ اِنْ اَرَدْنَ تَحَصُّنًا لِّتَبْتَغُوْا عَرَضَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَمَنْ يُّكْرِهْهُّنَّ فَاِنَّ اللّٰهَ مِنْۢ بَعْدِ اِكْرَاهِهِنَّ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Dan orang-orang yang tidak mampu menikah hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sampai Allah memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan jika hamba sahaya yang kamu miliki menginginkan perjanjian (kebebasan), hendaklah kamu buat perjanjian kepada mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. Dan janganlah kamu paksa hamba sahaya perempuanmu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan kehidupan duniawi. Barangsiapa memaksa mereka, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang (kepada mereka) setelah mereka dipaksa.

(QS. An-Nur ayat 33)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement