Rabu 20 Mar 2013 20:56 WIB

Polri: Demi Allah, Densus 88 Tak Dibiayai Asing!

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Citra Listya Rini
Brigjen Pol. Boy Rafli Amar
Foto: Republika/Agung Fatma Putra
Brigjen Pol. Boy Rafli Amar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perangai anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 yang kerap menembak mati terduga teroris dipandang miring oleh sejumlah pihak. Ormas Gerakan Reformis Islam (Garis) menuduh tindakan menembak mati ini adalah ‘titipan titah’ yang disematkan kepada Densus 88.

Mereka mengaku geram terhadap upaya pemberantasan terorisme oleh Densus 88 yang dianggap telah bergeser menjadi pembantaian mujahidin muslim. Tak pelak, tuduhan korps burung hantu ini adalah antek barat yang mereka anggap sebagai pembenci Islam pun timbul. 

Dasar tuduhan ini juga mereka perkuat  dengan dugaan bahwa sepak terjang Densus 88 dibiayai oleh pihak asing.

Hal ini lalu mereka sampaikan kepada Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dalam sebuah diskusi terbuka bertajuk ‘Densus 88) milik siapa’ di Matraman, Jakarta pada Rabu (20/3).  Setengah memaksa, para audiensi acara yang didominasi oleh aktivis islam ini meminta Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Boy Rafli Amar yang saat itu hadir sebagai pembicara menjawab dengan sumpah.

"Kami minta bapak untuk nyatakan sejujurnya kalau Densus 88 ini tidak didanai oleh pihak asing. Dan kami ingin agar bapak juga menjawabnya dengan diawali ucapan ‘Demi Allah’," ujar para peserta di ruangan itu dengan antusias.

Boy kemudian tanpa ragu mengiyakan permintaan para audien tersebut. "Baiklah, di forum ini saya ucapkan, Demi Allah, Densus 88 tidak didanai oleh asing," tegas jenderal bintang satu ini yang disambut riuh tepuk tangan perserta.

Dia lalu menjelaskan, tak sepeserpun dana asing masuk ke kantong Densus 88. Ia memastikan, selama menjalankan tugas membasmi terorisme, nafas detasemen yang dibentuk tahun 2003 ini hanya berasal dari uang Negara. 

"Setahu saya, Densus 88 dibiayai APBN, dan bukan oleh asing," ujar Boy.

Mantan Kepoltabes Padang ini pun menjamin, sepak terjang Densus 88  selama ini tak ada hubungannya dengan campur tangan asing. Dia memaparkan, terorisme adalah kejahatan global yang telah disepakati oleh seluruh Negara sebagai musuh bersama. Sehingga bila terlihat ada kepentingan asing di dalamnya, itu bukan sebuah wujud intervensi. 

"Seluruh Negara menghadapi teroris bersama-sama, karena sering ditemui keterkaitan antara satu dan lainnya. Itu saja," ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement