Rabu 20 Mar 2013 14:31 WIB

Polisi Minta Penumpang Taksi Tidak Paranoid

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: Mansyur Faqih
Taksi (ilustrasi)
Foto: FIRMASEC
Taksi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi meminta agar masyarakat tidak paranoid sebelum naik taksi. Meski pun saat ini tindak kejahatan di dalam taksi marak terjadi. "Jangan paranoid sebelum naik taksi," Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisari Besar Rikwanto, Rabu (20/3).

Rikwanto mengatakan, pengguna taksi sebenarnya bisa memerhatikan penampilan supir taksi yang mencurigakan. Keadaan taksi juga bisa diperhatikan, seperti taksi yang sudah tidak terawat. Masyarakat juga diminta untuk tidak menerima begitu saja taksi yang melintas.

Jika terpaksa harus naik taksi yang tidak terlalu dikenal operatornya, dia menyarankan untuk tenang. Sembari mencatat nama supir, nomor taksi, nama operatornya dan pelat taksinya. "Kalau bisa, ajak ngobrol supir taksi agar bisa melihat karakter supirnya seperti apa," kata Rikwanto.

Menurut Rikwanto, persentase tindak kejahatan yang dilakukan supir taksi sebesar 40 persen. Sementara yang dilakukan penumpang ke taksi sebanyak 60 persen. Untuk mengantisipasi tindak kejahatan oleh supir taksi, pengguna juga diharapkan agar memilih operator taksi yang sudah terpercaya. "Taksi di Ibu Kota banyak macamnya, pilih yang sudah terpercaya," kata Rikwanto

Kepolisian, lanjut dia, sudah pernah memberikan peringatan tak tertulis kepada operator taksi yang melakukan kejahatan. Peringatan tersebut berupa rekomendasi agar operator taksi memperbaiki manajemennya. "Kita belum pernah beri rekomendasi secara tertulis," kata Rikwanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement