REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Enam balita di Kabupaten Sleman mengalami kasus gizi buruk. Karena itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman, menyiapkan asupan berupa makanan pendamping gizi bagi ibu dan balita.
Kepala Dinas Kesehatan, Kabupaten Sleman, Mafilindati Nuraini mengatakan, penyebab gizi buruk antara lain kekurangan asupan makanan dan adanya dugaan menderita penyakit kronis. Bila terdeteksi lantaran infeksi dan virus, maka akan ada penanggulangan berupa pengobatan.
"Namun, bila karena asupan makanan, kami telah menyediakan makanan pendamping ASI," kata Linda pada Republika belum lama ini.
Dia mengungkapkan, sebenarnya antisipasi gizi buruk dapat dilakukan melalui penerapan pola asuh yang tepat sejak dini, seperti halnya pemberian ASI ekslusif. Sebab intervensi gizi di seribu hari pertama kehidupan anak sangat berpengaruh pada kehidupannya nanti.
Untuk itu, saat ini, kata Linda, pihaknya bersama puskesmas dan rumah sakit (RS) kerap memberikan pemahaman kepada masyarakat, khususnya ibu hamil dan menyusui. Selain itu, di beberapa area publik, telah disediakan juga fasilitas pojok menyusui, agar program ASI dapat berjalan dengan baik.
"Jadi segala aktivitas ibu tidak berpengaruh pada asupan gizi si bayi," ujarnya.
Menurut data yang dihimpun Dinkes Sleman, Linda menyebutkan, pada 2012 lalu ada 57 balita menderita gizi buruk. Penilaian ini didasarkan berat per tinggi badan. Secara keseluruhan, status gizi balita berdasar usia meliputi 89,5 persen dalam kondisi normal, sedangkan 6,89 tergolong dalam gizi kurang, dan sisanya merupakan gizi buruk.