Jumat 15 Mar 2013 22:54 WIB

Ada 10 Desa Kabupaten Bogor Rawan Konflik saat Pemilukades

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Bogor dan Gunung Salak
Foto: Wikipedia/ArgoRaung
Bogor dan Gunung Salak

REPUBLIKA.CO.ID, CIBINONG--Kepolisian Resor Bogor mendeteksi paling tidak ada sepuluh desa yang menjadi titik rawan tempat timbulnya konflik selama Pemilihan Kepala Desa yang akan digelar pada Ahad (24/3) mendatang.

Kesepuluh desa itu tersebar di hampir semua kecamatan. ''Ada sepuluh desa yang dianggap rawan konflik, antara lain ada di daerah Cibungbulan, Parung, Rumpin, Cileungsi, Ciampea, dan Gunung Putri,'' kata Kapolres Bogor Asep Safrudin, Jumat (15/3).

Kriteria kerawanan itu, Asep menjelaskan, dapat dilihat dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) di desa tersebut. Apabila diatas 15 ribu, maka desa itu juga dikategorikan sebagai daerah rawan konflik.

Selain itu berdasarkan riwayat konflik yang pernah terjadi sejak tahapan awal Pemilukades juga masuk menjadi kriteria daerah rawan konflik, seperti yang sempat terjadi di Desa Cibitung Udik, Kecamatan Pamijahan, awal Maret lalu.

Kriteria yang terakhir adalah daerah-daerah yang sebelumnya memang sempat terjadi konflik agama. ''Contohnya di Cisaladang dan kemudian di Desa Situ Udik, itu juga kami masukan dalam daerah rawan,'' kata Asep.

Untuk desa-desa yang dikategorikan rawan konflik ini, Polres Bogor paling tidak akan mensiagakan sepuluh personel di tiap-tiap desa.

Sementara untuk desa-desa yang dianggap relatif aman, polisi hanya akan mengerahkan lima personel di desa-desa itu. Terdapat 197 desa yang berada di bawah wilayah hukum Polres Bogor.

Asep pun menghimbau kepada Panitia Pemilihan Kepala Desa agar menyiapkan bilik suara yang diperkirakan bisa menampung jumlah DPT dalam wilayah tersebut, terutama yang memiliki jumlah DPT yang cukup besar. Agar warga bisa memberikan suaranya dengan lancar dan aman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement