REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kepala Bidang Layanan Kesehatan dan Farmasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu, Malang, Jawa Timur, Nurseto, mengingatkan agar masyarakat mewaspadai peredaran bumbu instan di pasaran, karena tidak menutup kemungkinan ada yang mengandung bahan pewarna berbahaya.
"Mahalnya harga bawang putih, bawang merah, dan cabai rawit ini menimbulkan fenomena baru di kalangan ibu-ibu rumah tangga, yakni beralih ke bumbu instan yang selama ini tidak terlintas dalam benaknya," katanya di Batu, Jumat (15/3).
Meski harga bawang putih di wilayah Malang raya sejak kemarin (Kamis, 14/3) sudah mulai turun dibandingkan dua pekan terakhir ini, harga di pasaran masih tetap tinggi, yakni mencapai Rp 65 ribu sampai Rp 70 ribu per kilogram.
Harga bawang putih dan bawang merah yang terus melambung tersebut bukan hanya meresahkan pedagang, melainkan juga konsumen. Tidak hanya konsumen rumah tangga, tapi juga para penjual makanan matang, terutama nasi dan lauk pauk yang pekat dengan aroma bumbu bawang putih.
Nurseto mengakui, tingginya harga bawang putih dan bawang merah itu justru membuka peluang bagi usaha bumbu instan yang selama ini jarang disentuh konsumen, namun peredarannya harus tetap diwaspadai.
Oleh karena itu, katanya, setelah terjadi kelangkaan bawang putih dan harganya naik "gila-gilaan", pihaknya gencar melakukan sosialisasi untuk mengingatkan masyarakat akan kemungkinan terjadinya bahaya komponen bumbu instan kemasan, sebab tidak semua bumbu instan berstandar kesehatan.