Sabtu 09 Mar 2013 18:04 WIB

Indonesia Butuh Pemimpin yang Amanah

mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto
Foto: Antara
mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto

REPUBLIKA.CO.ID,TANGERANG--Mantan Panglima TNI Jenderal (Purnawirawan) Endriartono Sutarto menilai Indonesia membutuhkan pemimpin bangsa yang amanah untuk mengantarkan bangsa Indonesia menjadi sejahtera sesuai dengan amanah konstitusi.

"Pemimpin nasional tidak cukup hanya cerdas dan berpendidikan baik, tetapi harus bermoral baik," kata Endriartono pada peringatan milad ke-22 Pondok Pesantren Al Amanah, di Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Sabtu.

Endriartono menjadi pembicara utama pada dialog kebangsaan bertema: "Mencari Generasi Muda Bangsa yang Jujur dan Berkarakter".

Hadir pada kesempatan tersebut, antara lain, Ketua Umum Yayasan Pondok Pesantren Al Amanah Wargono Soenaro dan sejumlah pejabat dari Pemerintah Kota Tangerang Selatan.

Menurut Endriartono, para pendiri bangsa Indonesia memberikan amanah kepada para pemimpin bangsa berikutnya untuk mencerdaskan dan menyejahterakan bangsa Indonesia.

"Jika pemimpin bangsanya amanah dan memiliki komitmen kuat untuk memajukan bangsa Indonesia, saya yakin Indonesia akan maju," katanya.

Endriartono membandingkan Indonesia dengan Korea Selatan yang menurut dia pada 40 tahun lalu kondisinya sama dengan Indonesia. Akan tetapi, saat ini Korea Selatan sudah menjadi negara industri di Asia.

Korea Selatan saat ini, menurut dia, sudah menjadi salah satu negara eksportir produk-produk elektronik dan bahkan otomotif.

Sementara itu, Indonesia yang merupakan negara agraris, kata dia, justru banyak mengimpor bahan pangan, mulai dari kedelai, singkong, gula, wortel, cabai, jahe, dan bahkan beras yang merupakan makanan pokok.

Ia mengatakan bahwa Indonesia yang juga pernah mencanangkan akan menjadi negara industri, malah terjadi deindustrialisasi.

"Hambatan yang dialami Indonesia karena masih banyaknya praktik korupsi," katanya.

Endriartono mengakui bahwa Indonesia mengalami kemajuan dan pertumbuhan ekonominya tetapi sangat lamban dan tidak merata.

Menurut dia, ada beberapa warga negara Indonesia yang sangat kaya dan bahkan diumumkan dalam daftar 10 orang terkaya di Asia, tetapi di sisi lain masih sangat banyak penduduk miskin.

"Masih ada lebih dari 30 juta jiwa bangsa Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan. Keluarga miskin ini hanya berpenghasilan sekitar Rp10.000 per hari," katanya.

Panglima TNI pada periode 2001--2006 ini menegaskan bahwa bangsa Indonesia ke depan membutuhkan figur pemimpin yang amanah dan memiliki komitmen kuat untuk memajukan negara dan menyejahterakan rakyat.

Pemimpin yang amanah, menurut dia, akan menjalankan kewenangannya untuk memajukan negara dan menyejahterakan rakyat, bukan memajukan sekelompok orang di sekitarnya. "Pemimpin amanah adalah pemimpin yang jujur dan memiliki integritas moral yang tinggi," katanya.

Untuk membentuk jiwa amanah dalam diri calon pemimpin, menurut dia, seyogianya sudah dilakukan sejak sedini mungkin mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, hingga pergaulan.

Pada kesempatan tersebut, Endriartono juga mengimbau kepada para orang tua dan guru untuk bisa membimbing dan mendidik generasi muda sebagai calon pemimpin untuk memiliki jiwa amanah

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement