Ahad 03 Mar 2013 15:56 WIB

73,5 Persen Orang Miskin Sulit Penuhi Kebutuhan Pangan

Rep: Fenny Melisa/ Red: Nidia Zuraya
Pendataan Warga Miskin (ilustrasi)
Foto: Republika
Pendataan Warga Miskin (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Sosial (Kemensos) menyatakan mayoritas penduduk miskin di Indonesia sulit memenuhi kebutuhan pangan. Saat ini terdapat 28,59 juta penduduk miskin di Indonesia.

Menurut Dirjen Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Kemensos Hartono Laras, dari total penduduk miskin yang ada saat ini sebanyak 18,08 juta jiwa berada di pedesaan dan 10,51 juta jiwa berada di perkotaan. "73,5 persennya tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan akan pangan," ujar Hartono dihubungi Ahad (3/3).

Menurutnya, terdapat dua program Kemensos untuk menanggulangi kemiskinan yaitu Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kelompok Usaha Bersama (Kube).  Kemensos melalui Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kube, kata Hartono, memberikan bantuan tunai bersyarat kepada penduduk miskin.

"Tahun ini target PKH sebanyak 2,4 juta rumah tangga sasaran dan 12 ribu Kube" ujar Hartono. Selain itu, ia menuturkan, Kemensos melalui program bedah kampung merehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) bagi penduduk miskin.

Permasalahan yang dihadapi penduduk miskin yang tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan, ungkap Hartono, dapat berujung pada buruknya gizi anak-anak mereka. Karena itu, ia menyarankan agar penduduk miskin memanfaatkan PKH berupa bantuan tunai bersyarat untuk ibu yang memiliki balita atau anak usia sekolah SD-SLTP.

"Bantuan tunai bersyarat PKH bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan akses kesehatan dan pendidikan," kata Hartono.

Untuk program Kube, lanjut Hartono, 1 Kube yang terdiri dari 10 kepala keluarga mendapatkan bantuan modal usaha sebesar Rp 20 juta. "Bantuan KUBE disertai pendampingan. Sedangkan untuk RTLH 1 unit rumah diberikan bantuan sebesar Rp 10 juta," terangnya.

Hartono menambahkan bantuan tunai bersyarat PKH untuk ibu yang memiliki balita atau anak usia sekolah SD-SLTP bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan akses kesehatan untuk perbaikan gizi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement