REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Amir Syamsuddin membantah kebenaran dokumen yang mencantumkan nama Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas). Menurutnya, dokumen itu tak jelas asal usulnya. Sehingga tak perlu ditanggapi.
"Ah, itu dari mana itu. Saya sendiri tidak pernah lihat. Ini jangan membicarakan satu data yang asal usulnya tidak jelas. Sebaiknya begitu, menghindari fitnah," katanya di kompleks istana kepresidenan, Jumat (1/3).
Sebelumnya, beredar dokumen laporan keuangan PT Anugerah Nusantara milik Nazaruddin. Dalam dokumen tersebut disebutkan putera bungsu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut menerima uang sebesar 900 ribu dolar AS. Dana tersebut diterima Ibas sebanyak empat kali.
Pertama, tanggal 29 April 2010 sebesar 600 ribu dolar AS. Itu diterima Ibas sebanyak dua tahap. Tahap pertama Ibas menerima 500 ribu dolar AS dan tahap kedua senilai 100 ribu dolar AS.
Setelah itu, Ibas kembali menerima uang pada 30 April 2010. Pada tanggal itu juga, Ibas menerima uang sebanyak dua kali. Yaitu sebesar 200 ribu dolar AS dan 100 ribu dolar AS.