Jumat 01 Mar 2013 15:09 WIB

Demokrat Sulsel: Anas Semakin Tenggelamkan Diri

Ketua umum partai demokrat Anas Urbaningrum (kanan) dan Sekjen partai demokrat Edhi Baskoro Yudhoyono (kiri) menunjukkan nomor tujuh saat pengundian nomor urut partai politik peserta Pemilu 2014 di Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Senin (14/1).
Foto: ANTARA/Prasetyo Utomo
Ketua umum partai demokrat Anas Urbaningrum (kanan) dan Sekjen partai demokrat Edhi Baskoro Yudhoyono (kiri) menunjukkan nomor tujuh saat pengundian nomor urut partai politik peserta Pemilu 2014 di Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Senin (14/1).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Ketua Partai Demokrat Sulawesi Selatan Ilham Arief Sirajuddin menilai tudingan Anas Urbaningrum ke Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas justru semakin menenggelamkan kredibilitas dirinya sendiri di masyarakat.

"Bung Anas telah menuding Ibas sebagai salah seorang anggota partai yang terlibat dalam proyek kasus Hambalang dan jika itu tidak terbukti berarti Anas telah berbohong dan membuatnya semakin tenggelam," ujarnya di Makassar, Jumat.

Ia berpendapat tudingan ke arah Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Demokrat Ibas, hanya mencari tumbal lagi setelah Anas dijadikan tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Menurutnya, jika ternyata Anas betul memiliki informasi terkait keterlibatan Ibas dalam masalah Hambalang maupun pengetahuannya tentang kasus Century maka ini semakin menegaskan bahwa dia tidak memiliki komitmen penegakan supremasi hukum utamanya komitmen pemberantasan korupsi.

"Dan kalau ternyata di kemudian hari tudingan Bung Anas ini ternyata tidak terbukti, artinya beliau sebagai tokoh nasional telah melakukan pembohongan kepada publik dan tentu kita semua akan mempertanyakan kredibilitasnya sebagai seorang tokoh nasional," paparnya.

Ilham yang juga Wali Kota Makassar itu menyatakan bahwa persoalan kasus Hambalang dan Century sudah dibuka sedemikian rupa di depan publik dan proses pengumpulan bukti-bukti serta keterangan oleh penyidik masih terus dilakukan.

Kini, ketika mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu mengetahui sejumlah informasi penting dan berharga untuk semua kasus-kasus besar itu namun tidak memberikan kesaksiannya berarti dia dinilai tidak punya komitmen untuk pemberantasan korupsi.

"Kalau kemudian ternyata Bung Anas selama ini telah menutup-nutupi informasi yang diketahuinya, berarti tidak memiliki keinginan untuk melihat kondisi bangsa bagus, padahal kita sudah bersepakat bahwa kasus hambalang dan Century harus dibuka secara transparan demi penegakan hukum," katanya.

Menurut Ilham, mestinya Anas fokus menyelesaikan persoalan hukumnya tidak malah membuat statemen yang malah semakin merontokkan kredibilitasnya.

Orang awam sekalipun pun menangkap bahwa tidak ada niat baik dari Bung Anas untuk memperbaiki citra partai di mata publik. Makanya suara-suara kecewa muncul dari bawah, kok statemen-statemen Anas jadinya seperti itu, katanya.

"Kalau dikatakan kecewa terhadap kepada Partai Demokrat, letak kekecewaannya di mana?" ucapnya.

"Kami melihat selama dua setengah tahun memimpin partai ini, semua petinggi partai telah memberikan support-nya. Cuma memang jika ada kader yang sudah masuk ke persoalan hukum, maka mohon maaf, partai memang sudah pasti tidak akan masuk mengintervensi," tuturnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement