Kamis 28 Feb 2013 16:12 WIB

Pengamat: Brimob Saja Cukup, 'Ngapain' Ada Densus 88

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Hafidz Muftisany
Densus 88 membawa terduga teroris ke Mabes Polri, Jakarta
Foto: Antara
Densus 88 membawa terduga teroris ke Mabes Polri, Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat kepolisian Universitas Indonesia (UI), Bambang Widodo Umar mendukung ide sejumlah ormas Islam yang meminta satuan antiteror Densus 88 Polri dibubarkan. Menurut Bambang, satuan Brimob sudah cukup untuk menangani kasus terorisme di Indonesia.

"Lagipula penonaktifan Densus 88 akan ikut menghemat anggaran," ujarnya saat dihubungi Republika, Kamis (28/2).

 

Bambang sebenarnya setuju bahwa terorisme termasuk extra ordinary crime sehingga perlu polisi khusus yang menanganinya. “Tapi cukup Brimob saja yang maju. Bertahun-tahun saya amati, Densus 88  tidak terlalu memberikan dampak pada penanganan terorisme di Indonesia,” tegas dia.

 

Sebelumnya, Ketua Umum Pimpinan Muhammadiyah Din Syamsuddin Kamis (28/2) siang menyambangi Kapolri Jenderal Timur Pradopo ke kantornya di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan. 

Din tidak sendiri, bersama dengan sejumlah tokoh muslim lainnya dari beberapa Ormas Islam mereka meminta Kapolri mengevaluasi kinerja dari Detasement Khusus (Densus) 88.

 

“Sebaiknya Densus 88 dibubarkan saja. Banyak pelanggaran HAM saat mereka menunaikan tugas. Ini kami bawa salahsatu buktinya,” kata dia di Mabes Polri usai bertemu Kapolri Kamis (28/2).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement