REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Sistem pelayanan kesehatan di Depok dinilai Ketua DPRD Depok, Rintis Yanto, tidak memuaskan.
Oleh karena itu, DPRD telah mengalokasikan anggaran hingga Rp 9 miliar untuk pembangunan gedung baru di RSUD Depok.
Pembangunan gedung baru tersebut dilakukan untuk menambah ruang kelas III bagi pasien miskin, terutama yang masuk dalam program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).
"Tahun ini kami bangun gedung C. Anggarannya 9 milyar," katanya kepada wartawan. Rintis meminta agar sistem pelayanan kesehatan terhadap pasien miskin dirombak kembali.
Sementara itu, Direktur RSUD Depok, Lies Karmawati, juga membenarkan akan dilakukan pembangunan gedung baru dengan menggunakan anggaran APBD.
"Tahun ini ada pembangunan gedung baru, hal itu bisa menambah kapasitas tempat tidur pasien kelas III," katanya kepada wartawan, Kamis (28/02).
Menurutnya, pembangunan gedung baru tersebut akan menambah 80 tempat tidur. 60 tempat tidur diantaranya akan digunakan untuk pasien kelas III.
"Ada 80 tempat tidur tambahan, ada kelas I dan II, kelas III 60an," katanya. Ia menambahkan, seluruh kamar tambahan tersebut tidak mungkin digunakan untuk pasien kelas III. Pasalnya, terdapat banyak warga mampu yang juga dirawat di RSUD menggunakan uang mereka sendiri.
"Kelas III semua nggak bisa dong, bagaimana dengan mereka yang mampu merasa bayar sendiri. Intinya kami akan prioritaskan kelas III sebanyak 75 persen di tahun 2014," katanya.
RSUD Depok merupakan rumah sakit tipe C yang hanya memiliki 69 kamar pasien.
Sementara itu, jumlah warga Depok sebanyak 1,8 juta jiwa. Menurut Lies, saat ini RSUD jauh dari ideal karena kekurangan ruang perawatan.
Idealnya, RSUD minimal bertipe B dengan memiliki ruang inap di atas 150 kamar. Sehingga, saat ini RSUD masih berhutang tempat tidur kepada Kementerian Kesehatan. Karena rumah sakit tipe C seharusnya ada 100 tempat tidur.
Selain itu, di gedung baru tersebut akan disediakan tambahan ruang operasi, bersalin, ICCU, ICU, NICU, PICU, dan HCU.
"Akan ada Ruang Perawatan Khusus juga dengan 10 tempat tidur. Ditambah klinik yang menangani rehabilitasi medis, ortopedi, dan jantung," ungkapnya.
Dengan penambahan tempat tidur ini, lanjutnya, tenaga medis dan dokter spesialis juga akan ditambah. "Idealnya akan ada 80 tambahan perawat. Untuk perawatan khusus idealnya 30 perawat. Lalu ada juga penambahan dokter spesialis, ini baru usulan ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD), terserah BKD mau memenuhi berapa," kata Lies.
Selama ini, ia mengaku RSUD tidak pernah melakukan penolakan pasien. Menurutnya, apabila kamar penuh, maka pihak RS akan merujuk pasien ke rs lainnya.