REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Janji mantan ketua umum DPP Partai Demokrat soal penggantungan di Monumen Nasional (Monas) belum terealisasi.
Padahal, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah menetapkannya sebagai tersangka kasus dugaan korupsi proyek Hambalang.
Meski demikian, belasan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Purwokerto melakukan aksi teatrikal janji Anas tersebut di Alun-alun Purwokerto, Rabu (27/2),
Mereka membawa replika Monas dan boneka yang wajahnya ditempel dengan gambar mantan ketua PB HMI tersebut. Boneka itu pun digantungkan dengan tali di replika Monas.
Setelah itu, seorang aktivis membawa poster bertuliskan, 'Anas berkicaulah, seret semua koruptor ke tiang gantungan bersamamu!'.
Koordinator aksi, Ragil Chandra, dalam orasinya menyatakan mahasiswa yang tergabung dalam HMI Purwokerto, meminta agar Anas diproses secara adil. ''Namun, kami juga meminta agar Anas membongkar seluruh kasus korupsi besar yang dia ketahui,'' katanya menegaskan.
Ketua Umum HMI Cabang Purwokerto, Septian Dani Prasetyo, kecewa karena adanya kasus Anas, publik saat ini telah menjustifikasi HMI tempat mencetak kader yang korup. ''Ini sangat kita sesalkan, karena Anas terjerat kasus saat mengenakan baju Partai Demokrat. Bukan baju HMI,'' katanya.
Kalau pun ada kader HMI yang terjerat kasus hukum, ujarnya, kader HMI yang menjadi tokoh antikorupsi juga banyak. Seperti Ketua KPK, Abraham Samad, saat kuliah dulu juga merupakan aktivis HMI.
Untuk itu, dia menyatakan, HMI sebagai organisasi pergerakan Indonesia, tidak akan goyah walau badai sebesar apa pun yang menimpa. ''Selagi perkaderan berjalan baik, HMI akan terus jaya,'' katanya. n wid