Rabu 27 Feb 2013 14:27 WIB

Kala Dokter Cilik Beraksi Soal Sadar Gizi di Sekolah

Rep: Ilhami Rizqi Ashya/ Red: Djibril Muhammad
Dokter cilik
Foto: antara
Dokter cilik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semakin mengkhawatirkannya kandungan gizi di makanan tidak hanya membuat para orang dewasa bertindak, anak-anak SD yang menjadi dokter kecil di sekolahnya pun ikut bergerak. 

Pada acara Dokter Kecil Mahir Gizi yang diadakan Mendikbud dan Dancow, para dokcil ini berlomba-lomba menunjukkan kreativitasnya untuk meningkatkan gizi.

Pada Rabu (27/2), di Gedung Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, berkumpul puluhan anak SD yang tergabung sebagai dokter kecil di sekolahnya masing-masing. Asalnya pun beragam, ada yang dari Aceh hingga daerah paling timur Indonesia, yaitu Papua. 

Mereka adalah finalis dari lomba Dokter Kecil Mahir Gizi, yang selama tiga hari ini sejak 25 Pebruari, dengan diikuti 29 kelompok dari 31 kota di Indonesia. Para dokcil ini mempresentasikan bagaimana cara meningkatkan gizi di sekolah dan alat bantu yang digunakan. 

Seorang peserta, Elsa, yang berasal dari SD Islam Baabut Taubat Kemang Pratama Bekasi, mengaku gugup saat berpresentasi. "Kita tidak membuat alat soalnya, cuma jasa kesehatan yang kami tawarkan," kata Elsa. 

Ia yang bersama tiga kawannya, Salim, Zaky dan Fajri mempresentasikan bagaimana produk susu bubuk tersebu menjadi inspirasi sekolahnya.

Acara ini dihadiri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, yang didampingi Ketua II Pengurus Pusat Perhimpunan Gizi Medik Indonesia (PGDMI) dan Direktur Dairy Business PT Nestle Jason Avancena. 

Peran dokcil sendiri ditingkatkan karena selain guru, efektifitas penanaman pengetahuan pentingnya gizi akan lebih baik bila yang memberitahu adalah teman-temannya sendiri. 

Agar mereka lebih semangat dalam mengemban tugasnya, dibuatlah kompetisi agar para dokcil ini lebih semangat. Walaupun ada juara, seluruh peserta akan mendapat penghargaan dari Kemendikbud. 

"Semuanya pemenang, karena sudah mau jadi pahlawan disekolahnya, karena itu kami berikan penghargaan," kata Mendikbud M.Nuh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement