Senin 25 Feb 2013 22:36 WIB

Penyebarannya Vaksin AI Minim Perhatian

Rep: S Bowo Pribadi / Red: Djibril Muhammad
Vaksin (Ilustrasi)
Foto: corbis.com
Vaksin (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN — Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Semarang akan memprioritaskan penyebaran vaksin Afian Influenza (AI) 'clade baru' di lokasi rawan endemis.

Pasalnya, alokasi vaksin AI --clade 2.3.2-- untuk Kabupaten Semarang  masih sangat terbatas jika dibandingkan dengan populasi unggas di daerah ini.

"Untuk populasi itik yang mencapai 200 ribu ekor, alokasi vaksin sebanyak 76.000 dosis ini sudah tidak sebanding," ungkap Kepala Disnakkan Kabupaten Semarang, Ir Anang Dwinanta, Senin (25/2).

Belum lagi, lanjutnya, dengan jumlah populasi unggas di Kabupaten Semarang yang jumlah populasinya mencapai kisaran 3 juta ekor. Karena jumlah vaksi ini sangat tidak memadai, maka suplai vaksinasi akan diprioritaskan untuk daerah yang rawan epidemis flu burung.

"Kami telah melakukan pemetaan terkait dengan wilayah di Kabupaten Semarang yang memiliki kerawanan terhadap penyakit AI pada unggas," imbuh Anang.

Peta penyakit itu ditentukan berdasarkan temuan kasus kematian unggas yang diduga kuat akibat penyakit AI serta sesuai penyebaran populasi unggas di Kabupaten Semarang. Seperti Desa Kedungringin, Desa Lerep dan sejumlah desa yang ada di wilayah Kecamatan Bergas.

Meski telah ada pemetaan, lanjutnya, Disnakkan Kabupaten Semarang tetap melakukan langkah antisipasi dengan membentuk kader vaksinator.

Hingga saat ini, jumlah kader ini telah mencapai 235 orang yang tersebar di wilayah Kabupaten Semarang. Mereka sudah dilatih untuk mengetahui penyakit flu burung yang menjangkiti ternak unggas.

Kader ini juga akan berperan membantu melakukan penyuntikkan vaksin. "Karena sebelumnya mereka sudah dibekali pengetahuan soal itu," katanya menambahkan.

Anang juga menyarankan, kepada para peternak untuk tidak meliarkan hewan ternaknya. Sehingga bisa mencegah terjadinya penularan penyakit. "Kami saat ini tengah berkoordinasi untuk mengantisipasi pengendalian flu burung di Kabupaten Semarang melalui sosialisasi dan pemberian vaksin," kata dia.

Wahyu (31), peternak itik di kawasan Banyubiru, Ambarawa mengamini kekurangan vaksi ini. Menurutnya, upaya prefentif pencagahan penyakit AI ini sangat mengandalkan vaksin.

Upaya secara swadaya telah dilaksanakan dengan melakukan pencegahan penyebaran virus pembawa penyakit AI, misalnya dengan menjaga kebersihan kandang, penyediaan pakan yang baik serta penyemprotan disinfektan.

"Peternak mengaku masih khawatir, jika sewaktu- waktu AI jenis baru ini kembali mewabah. Apalagi jumlah vaksin yang tersedia masih terbatas," imbuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement