REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Wakil Direktur Eksekutif Partai Demokrat M. Rahmat menilai dinamika internal partainya belakangan ini telah mempengaruhi hasil perolehan suara dalam Pilkada Jawa Barat sehingga mengakibatkan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Dede Yusuf dan Lex Laksamana kalah.
"Setelah mengevaluasi pemberitaan di media massa, kami melihat bahwa kegalauan dan kekacauan dalam sebuah partai akan berpengaruh kepada dukungan masyarakat terhadap partai itu. Jadi, kalau saya lihat, faktor itu sangat kuat dalam menentukan perolehan suara Dede-Lex dalam Pilkada Jabar," kata Rahmat di Gedung Nusantara III MPR/DPR di Jakarta, Senin (25/2).
Rahmat yang baru saja mundur dari jabatan Wakil Direktur Eksekutif Partai Demokrat menilai konflik pada partainya telah mempengaruhi masyarakat dalam menentukan pilihannya pada Pilkada Jawa Barat.
"Karena logika dasarnya masyarakat berpikir, bagaimana mungkin kandidat dari partai yang 'rumah tangganya' berantakan dan 'cakar-cakaran' dapat dijadikan suri teladan," ujarnya.
Dia menilai, sistem manajemen organisasi yang buruk menjadi penyebab gagalnya Partai Demokrat mendukung pasangan Dede dan Lex. "Saya melihat penyebabnya tidak personal, tetapi komponen sebuah 'rumah tangga' partai itu bersatu padu memberi pengaruh yang tidak baik," kata Rahmat.
Dia menyayangkan keadaan Partai Demokrat yang dinilainya `kacau` sehingga berpengaruh buruk pada elektabilitas para kandidatnya dalam pemilihan umum.
"Saya berharap Partai Demokrat dapat segera mengatasi permasalahan internal ini sehingga `rahasia dapur` cukup di dalam saja, tidak perlu dikeluarkan," katanya.
Dede Yusuf dan Lex Laksamana menduduki urutan ketiga dari lima pasang kandidat, berdasarkan hasil hitung cepat, dengan memperoleh 25,68 persen suara, di bawah Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar dengan 32,77 persen, dan Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki dengan 27,84 persen.
Padahal sebelum itu, hasil survei Indonesia Political Marketing Research (IPMR) menyatakan elektabilitas pasangan Dede Yusuf dan Lex Laksamana paling tinggi dibandingkan pasangan kandidat lainnya.
"Ada pun dalam hal elektabilitas, secara keseluruhan hasil survei IPMR menunjukkan bahwa pasangan Dede-Lex berhasil meraih persentase pemilihan terbesar dibandingkan dengan kandidat lain," kata Kepala Pelaksana IPMR Farid Subkhan pada konferensi pers "Rilis Hasil Survei Pilkada Jawa Barat ".
Tngkat elektabilitas pasangan Dede Yusuf dan Lex Laksamana mencapai 35,1 persen, disusul Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar 29,3 persen, sedangkan Rieke Diah Pitaloka dan Teten Masduki 15,7 persen.