REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Posisi pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat periode 2013-2018 Dede Yusuf-Lex Laksamana yang terjun ke posisi tiga dalam hasil survei pemilih (exit poll) Lembaga Survei Indikator akibat kisruh dalam Partai Demokrat.
Direktur Eksekutif Indikator Burhanudin Muhtadi menilai Dede Yusuf terkena imbas 'Tsunami' Partai Demokrat. Kesimpulan tersebut ia dasarkan pada berkurangnya basis dukungan Dede berdasarkan partai yang secara formal mendukung, terutama Partai Demokrat.
Ia menjelaskan pada Pemilu 2009 Demokrat mendapatkan 24,8 persen, sementara modal politik partai berlambang bintang Mercy ini pada Ahad, (24/2) tinggal 12 persen. Artinya, berkurang separuhnya.
"Itupun dari 12 persen tidak semua solid mendukung Dede Yusuf dan Lex. Jadi, memang secara kuantitatif dan kualitatif ada dampak dari kasus yang melanda Partai Demokrat terhadap calon yang diusung oleh partai," ujar Burhanudin di Jakarta, Ahad (24/2).
Apalagi pengumuman Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi hanya dua hari sebelum Pemilukada diselenggarakan sehingga efeknya masih sangat terasa. Ia membandingkannya dengan kasus sapi yang mendera Presiden Partai Keadilan Sejahtera Lutfi Hasan Ishaq yang terjadi Januari lalu.
Hasil survei terhadap pemilih versi Indikator yang dilakukan hari ini menunjukkan pasangan Ahmad Heryawan (Aher) dan Deddy Mizwar unggul dengan 33,21 persen. Pasangan Rieke Diah Pitaloka dengan Teten Masduki menempati urutan kedua dengan 27,36 persen.
Di tempat ketiga, Dede Yusuf dan Lex Laksamana mendapatkan 25,36 persen. Urutan keempat, Irianto Mahfudz Sidik Syafiuddin-Tatang Farhanul menggaet suara 12,07 persen. Dikdik M Arief-Cecep Nana Suryana berada paling bawah dengan dua persen.