Jumat 22 Feb 2013 12:11 WIB

Cegah Gizi Buruk, Peran Posyandu Ditingkatkan

Rep: Ilhami Rizqi Asyha/ Red: Dewi Mardiani
Relawan di Posyandu sedang bertugas, ilustrasi
Foto: Blogspot
Relawan di Posyandu sedang bertugas, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menanggapi adanya balita yang terkena gizi buruk di wilayah Jakarta Barat, Pemerintah Kota Jakarta Barat (Jakbar) akan tingkatkan peran posyandu. Kepala Sub Dinas Kesehatan Jakbar, Widyastuti, mencanangkan untuk menggunakan KMS di posyandu.

KMS atau Kartu Menuju Sehat akan dibagikan ke setiap posyandu di semua RW di wilayah Jakbar. “Nanti di KMS akan ada tabel kesehatan para bayi, untuk menunjukkan apakah dia sehat atau mengalami penyakit atau kelainan,” ujar Widyastuti, Jumat (22/2).

Dijelaskannya, penyakit atau kelainan yang dimaksud adalah obesitas dan gizi buruk pada bayi. KMS digunakan untuk  mengontrol gizi setiap bayi. Ada tiga warna yang terdapat pada KMS, yaitu merah (gizi buruk), hijau (sehat), dan Kuning (obesitas).

Bila bayi berada di posisi merah atau kuning, maka bayi akan segera dirujuk ke puskesmas. “Akan segera dirujuk ke puskesmas ke Poli Manajeman Terpadu Balita Sakit (MTBS), itu ada di setiap puskesmas kecamatan, jika sudah parah akan dimasukkan ke Pusat Pemulihan Gizi di empat Puskesmas Kembangan, Kebon Jeruk, Tambora, dan Kali Deres,” kata Widyastuti lagi.

Untuk wilayah Jakarta Barat, terdapat 17 kasus gizi buruk pada tahun 2011. Namun Widyastuti mengatakan itu termasuk jumlah yang kecil bila dibandingkan jumlah kelahiran yang mencapai 35 ribu jiwa. Ia berharap untuk ke depannya jumlah penderita gizi buruk makin turun hingga ke batas nol.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement