REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak dari Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin, Ridwan Hakim, telah berada di Turki sehari sebelum KPK melakukan pencegahan ke luar negeri. Ridwan menjadi saksi dalam kasus dugaan suap impor daging sapi.
Indonesia Corruption Watch (ICW) mengatakan agar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak melindungi Ridwan Hakim. "Jika ini dibiarkan dan malah terkesan ditutupi dan dilindungi, ini akan jadi preseden buruk bagi PKS. Apa bedanya PKS yang mengklaim sebagai partai bersih dengan partai lain yang cenderung lindungi kader yang korup," papar Koordinator Divisi Politik ICW, Ade Irawan kepada ROL, Ahad (17/2).
Ade menjelaskan Ridwan Hakim telah menjadi saksi penting dalam kasus dugaan suap impor daging sapi yang ditandai dengan telah diajukannya pencegahan ke luar negeri oleh KPK. Apakah Ridwan Hakim terlibat atau tidak, tambahnya, hal ini akan berimbas untuk PKS.
Menurutnya Presiden PKS yang baru, Anis Matta harus dapat mengawali adanya sikap proaktif PKS dengan membantu KPK untuk mendatangkan Ridwan Hakim. Apalagi Anis Matta pernah mengatakan akan merapatkan barisan dan menegaskan komitmennya dalam pemberantasan korupsi pada saat pelantikannya menjadi Presiden PKS menggantikan Luthfi Hasan Ishaaq yang menjadi tersangka dan ditahan dalam kasus dugaan suap impor daging sapi.
"Sebagai bentuk komitmennya dengan membantu KPK dalam artian bisa minta kontak anaknya Hilmi untuk cepat pulang ke Indonesia. PKS harus proaktif karena mereka punya kepentingan untuk menjelaskan kasus ini," tegasnya.