REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop-UKM) Adi Sasono mengingatkan kepada seluruh pemimpin dan masyarakat Indonesia untuk segera meninggalkan situasi ketidakwarasan kolektif dan melawan lupa untuk sejumlah persoalan besar bangsa.
"Bangsa ini harus kembali tegak untuk meninggalkan situasi ketidakwarasan kolektif menuju pada proses politik yang intinya membungkuk pada kekuasaan," kata Adi saat perayaan ulang tahunnya ke-70 di Jakarta, Sabtu malam.
Menurutnya, saat ini banyak pejabat justru disibukkan dengan upaya-upaya untuk mendapatkan kedudukan politik, sehingga persoalan besar bangsa terkait kolonisasi ekonomi nasional, kemiskinan, kesenjangan sosial, krisis pangan dan krisis energi semakin dilupakan.
Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa Indonesia harus kembali pada niat dan usaha untuk menghadapi persaingan global.
Kemampuan memimpin sangat dibutuhkan oleh bangsa Indonesia saat ini, untuk memperkuat basis negara, terutama ekonomi kerakyatan.
"Yang diperlukan adalah leadership yang memihak pada kepentingan nasional, fokus pada kepentingan membangun kehormatan bangsa, tidak sibuk perebutan kekuasaan, masalah pencitraan, hal yang sifatnya pinggiran," kata pria kelahiran Pekalongan, 16 Januari 1949 itu.
Adi Sasono pernah menjabat sebagai Menkop-UKM pada era Kabinet Reformasi Pembangunan, 23 Mei 1998 - 20 Oktober 1999. Ia juga mendirikan Partai Merdeka, parpol dengan nomor urut empat (4) pada Pemilu 2004.
Sabtu (16/2) malam, salah satu pendiri Republika itu menggelar perayaan ulang tahunnya sekaligus peluncuran buku biografi. Sejumlah buku mengenai kiprahnya telah ditulis, antara lain "Sang Penggerak", "Menuju Rakyat Berdaulat", dan "Memihak Rakyat Pilihan Ideologis", sementara buku yang dia tulis sendiri adalah "Indonesia Ketergantungan dan Keterbelakangan".