REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pencarian korban bencana longsor di Pagaralam yang menewaskan satu keluarga, sepasang suami-istri dan seorang anak sampai hari ini masih terus dilakukan.
Camat Dempo Selatan Rachmad Madroh ketika dihubungi Republika, Rabu (13/2) mengatakan, “Sampai siang ini tim masih terus melakukan pencarian terhadap satu orang korban yang masih hilang.''
Ia menyebutkan, ada 175 orang personil dari TNI, Polri, tim SAR, BNPD, Tagana Dinas Sosial dan warga masyarakat masih terus melakukan pencarian.
Menurut Rachmad, pencarian pada hari kedua ini sudah dibantu peralatan, seperti saat ini sudah disiapkan alat semprot untuk menghanyutkan lumpur yang diduga menimbun korban.
“Kami harapkan dengan jumlah personil yang lebih banyak, dibantu peralatan dan cuaca yang cerah, korban bisa ditemukan hari ini,” katanya.
Pencarian korban dilakukan dengan menyisir bekas longsoran yang berada di lereng bukit, sejak dari pondokan tempat tinggal korban sampai ke pinggir sungai Lematang yang berjarak sekitar enam meter dari pinggir sungai.
Menurut Camat Dempo Selatan tidak tertutup kemungkinan jasad korban jika tewas ikut hanyut ke sungai Lematang. “Tapi kami masih menduga, jenazahnya jika korban memang tewas masih ada di areal bekas longsoran,” tambahnya.
Longsor di dusun Perahu Dipo, Kelurahan Perahu Dipo tersebut terjadi Selasa (12/2) sekitar pukul 06.00 WIB. Tiga orang korban diduga tertimbun longsor. Dua orang korban sudah ditemukan dalam keadaan sudah meninggal dunia, yaitu Saipul, 55 tahun dan istrinya Yati, 55 tahun.
Menurut warga yang ikut melakukan pencarian pada hari pertama, saat ditemukan jasad Saipul dan Yati dalam kondisi mengenaskan terjepit pohon dan batu material longsor.