REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR---Kepala Perwakilan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bali I Wayan Sundra mengatakan dalam lima tahun terakhir penggunaan metode kontrasepsi tradisional di Pulau Dewata meningkat menjadi tujuh persen.
"Yang kami maksudkan metode kontrasepsi tradisional ini adalah mengatur kehamilan berdasarkan perhitungan kalender dan meminum jamu. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada 2007, peserta KB aktif di Bali yang menggunakan sistem tradisional sebanyak empat persen, meningkat menjadi tujuh persen pada 2012," katanya.
Ia menyampaikan peserta KB aktif berdasarkan hasil SDKI 2007 sebanyak 69 persen, dengan kata lain dari 100 pasangan usia subur, 69 pasangan di antaranya sudah ber-KB. Saat itu yang menggunakan alat kontrasepsi modern 65 persen dan sisanya tradisional.
"Jenis kontrasepsi modern seperti penggunaan IUD, medis operatif pria, medis operatif wanita, dan implan. Hal ini sangat efektif untuk menekan kelahiran. Yang termasuk kontrasepsi modern juga, namun sifatnya jangka pendek seperti penggunaan pil dan suntikan," ujarnya.
Sementara berdasarkan hasil SDKI tahun 2012, jumlah peserta aktif KB sebanyak 66 persen, dari jumlah tersebut 59 diantaranya menggunakan kontrasepsi modern dan tujuh persen kontrasepsi tradisional.
Sundra menambahkan alasan yang kerap dilontarkan masyarakat menggunakan kontrasepsi tradisional karena mereka memandang dirinya sudah berusia tua dan tidak berpotensi hamil, padahal sesungguhnya masih mengalami menstruasi.
Di sisi lain, rata-rata anak yang dilahirkan oleh pasangan usia subur di Bali pada 2007 sebesar 2,1 anak, meningkat menjadi 2,3 anak pada 2012. "Ini artinya ada kecenderungan dalam lima tahun terakhir ibu-ibu di Bali melahirkan lebih banyak, sehingga harus menjadi perhatian kita semua untuk mampu menurunkannya," katanya.
Menurut dia, terjadi peningkatan anak yang dilahirkan di Bali, disumbangkan pula oleh penduduk migrasi yang masuk.
"Oleh karena itu kami berharap semua pasangan usia subur di daerah kita, termasuk pendatang pun agar mendapat pelayanan yang maksimal sehingga laju pertumbuhan penduduk bisa ditekan dan mengarahkan mereka menggunakan kontrasepsi modern," katanya.
Kontrasepsi modern, jelas dia, sangat efektif untuk menekan kehamilan yang tidak diinginkan.