REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Jasa Marga Tbk memastikan, tol Cipularang, khususnya KM 100 jalur Bandung-Jakarta sudah bisa dilalui pada Rabu (13/2) siang ini sekitar pukul 12.00 WIB atau mundur dari target semula sekitar pukul 06.00 WIB.
"Insya Allah, paling lambat pukul 12.00 WIB siang ini, seluruh jalur sudah 'clear'. Sekarang proses pembersihan masih berlangsung dan masih diberlakukan 'contra flow'," kata Direktur Operasi PT Jasa Marga Tbk Hasanudin saat dihubungi di Jakarta.
Dijelaskan, petugas kepolisian dan Jasa Marga sejak pagi sudah memberlakukan 'contra flow' dari KM 102 sampai KM 99 di jalur Bandung-Jakarta dengan memakai satu lajur di jalur Jakarta-Bandung.
"Sejak semalam petugas kami mengerahkan empat eskavator dan satu unit 'buldozer' serta 20 unit truk untuk mengangkut tanah timbunan bekas longsor di jalur itu," tuturnya.
Laporan sebuah situs berita menyebutkan, akibat peristiwa itu, antrean kendaraan di tol Cipularang jalur Bandung-Jakarta sekitar pukul 08.15 WIB mulai terjadi di KM 104.
Dalam sepuluh menit, kendaraan hanya bergerak sekitar 500 meter. Sedangkan sebelum masuk ke kilometer 104, arus lancar. Sayangnya, tidak ada pemberitahuan atau rambu yang menjelaskan bahwa ada longsor di KM 100. Sementara itu dari arah sebaliknya Jakarta-Bandung, arus kendaraan terlihat lancar.
Kabag Humas PT Jasa Marga Tbk, Wasta Gunadi menjelaskan, longsor yang terjadi sekitar pukul 19.00 WIB, semalam (Selasa, 12/2), diduga karena perubahan penggunaan lahan di atas bukit. "Sebelumnya kebun bambu, sekarang jadi kebun singkong," ucap Wasta.
Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan PT Jasa Marga Tbk, David W. mengakui, setelah jalur tersebut dibersihkan, jalur tidak langsung digunakan, tetapi akan dipastikan terlebih dahulu bahwa bukit tersebut, tanahnya sudah benar-benar stabil.
Jadi, pihaknya akan berkonsultasi dulu dengan pihak berkompeten seperti para ahli jurusan geologi geoteknik Institut Teknologi Bandung (ITB), untuk memastikan bahwa bukit tersebut, kontur tanahnya sudah benar-benar stabil sehingga diharapkan tidak longsor lagi.
"Kami akan libatkan teman-teman dari geoteknik ITB untuk memastikan bahwa bukit di KM 100 itu benar-benar stabil dan tak longsor lagi. Jadi, 'safety' (keamanan dan keselamatan) kami utamakan," ujarnya.