Selasa 12 Feb 2013 21:34 WIB

Modus Baru: Narkoba Berbentuk Paket Kiriman

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: M Irwan Ariefyanto
Narkotika/ilustrasi
Narkotika/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,SOEKARNO HATTA -- Meningkatnya narkoba berbentuk paket kiriman terkait murahnya biaya yang dikeluarkan. ''Tren berubah sekarang,'' ujar Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Soekarno Hatta Okto Irianto, Selasa (12/2).

Okto menjelaskan, perbedaan tersebut telihat dari 13 kasus narkoba berbentuk paket kiriman tahun 2013. Padahal tahun 2013 baru berjalan kurang dua bulan. Sementara tahun 2012, ada 39 kasus selama setahun, akan tetapi di dominasi oleh penangkapan langsung di Bea Cukai. ''Paket kirimin dulu tidak mendominasi,'' katanya.

Perubahan tren ini karena pembiayaan lebih murah. Mereka yang mengirim barang tidak perlu lagi membayar kurir ratusan juta rupiah untuk mengantar barang. Okto menambahkan, pengiriman juga tidak langsung melibatkan pelaku. Sementara pelaku masih dari negara India, Nigeria, dan Thailand. ''Pelaku lebih aman,'' ujarnya.

Humas Badan Narkotika Nasional (BNN) Sumirat, membenarkan tren yang berubah menjadi narkoba berbentuk paket kiriman. Mereka pelaku memanfaatkan kelemahan korban yang rata-rata adalah wanita. ''Pendekatan mereka melalui media sosial,'' katanya

Awal bulan Februari, kasus pengiriman narkoba melalui jasa pengiriman kembali terjadi. Pelaku mengirimkan 664 gram Metamphetamine dengan Germkill Kit Water (Saringan Air) dan Lamp Holder. Kiriman tersebut berasal dari India dan Lagos (Nigeria). Penerima merupakan seorang wanita dan dua orang pria.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement