Jumat 01 Feb 2013 12:49 WIB

Karyawan Batavia: Jangan Cuma Konsumen, Pikirkan Juga Nasib Kami

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nidia Zuraya
  Pesawat maskapai Batavia Air di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.
Foto: Reuters/Beawiharta
Pesawat maskapai Batavia Air di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Karyawan PT Metro Batavia (Batavia Air) mengakui tidak mendapatkan pengumuman secara resmi dari perusahaan terkait pemberhentian karyawan. Mereka justru mendapatkan pengumuman pemberhentian secara hormat karyawan Batavia Air dari media //online//.

"Tidak ada pemberitahuan langsung, kami malah dengar Bu Elly bilang semua karyawan diberhentikan dengan hormat melalui media online," ujar seorang karyawan Batavia Air di Jakarta, Andi, Jumat (1/2). Elly Simanjuntak merupakan bagian Humas PT Metro Batavia.

Andi mengaku perseroan tidak memberikan sinyal apapun terkait nasib karyawan, baik pengumuman tertulis maupun lisan. Bahkan sehari setelah dinyatakan pailit, masih ada karyawan yang datang ke kantor. Belum jelas bagaimana kelanjutan pekerja Batavia Air. Karyawan yang dimutasikan ke daerah pun kebingungan dengan nasib mereka.

Sejauh ini karyawan sudah menerima gaji per 28 Januari 2013. Namun karyawan masih menunggu hak mereka yaitu uang makan yang biasanya diberikan per tanggal 8 setiap bulan. "Kalaupun dipecat, kami juga belum menerima kabar mengenai pesangon," kata Andi.

Andi berharap kurator dapat segera menyelesaikan masalah kepailitan Batavia Air. Pasalnya dirinya dan teman-teman yang lain menunggu keputusan nasib mereka. "Jangan hanya memikirkan konsumen, karyawan juga harus diperhatikan," keluh Andi.

Kamis (31/1) malam Humas Batavia Air Elly Simanjuntak menyatakan saat ini karyawan PT Metro Batavia diliburkan. Karyawan dirumahkan untuk sementara sampai masalah kepailitan diselesaikan kurator. "Pada hari putusan, Rabu (30/1), saya sempat menyatakan semua karyawan diberhentikan. Tapi itu saya revisi lagi. Karyawan Batavia Air diliburkan," ujar Elly.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement