REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil rekapituasi penghitungan suara Pemilukada Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) sudah rampung, Kamis (31/1) kemarin. Namun pasangan nomor urut satu, Ilham Arif Sirajuddin-Azis Kahar Muzakkar (IA) belum menentukan sikap apakah menerima atau menolak hasil tersebut.

Ilham saat dihubungi mengatakan, Pemilukada yang dilaksanakan KPUD Sulsel 22 Januari lalu itu prosesnya tidak sesuai harapan. meski demikian, Ilham yang juga Wali Kota Makassar ini tetap menghargai kerja KPUD Sulsel. ''Kami belum ambil sikap, menerima atau tidak,'' ujar Ilham Jumat (1//2).

Menurutnya, masih ada waktu hingga besok sebelum penetapan dilakukan. Ilham mengatakan, tim hukum mereka akan mengkaji langkah yang akan diambil. Apakah proses Pemilukada akan berlanjut dengan mengajukan gugatan ke Mahkamah Agung (MA), atau berakhir dengan putusan hasil rekapitulasi tersebut.   

Menurutnya, konsultasi dengan tim hukum akan dilakukan intensif hari ini. Jika tim hukum menilai ada proses yang menyalahi dan didukung data-data, maka jalur hukum akan ditempuh.

Salah satu yang dipersoalkan pasangan IA adalah kinerja KPUD Sulsel yang perlu dikritisi. Dia mencontohkan, ada banyak pemilih yang kehilangan hak suaranya karena surat undangan tidak tiba di alamat pemilih. Distribusi undangan ini, setelah dicek oleh tim sukses IA, banyak dipertanyakan masyarakat.

KPUD Sulsel, telah melakukan rekapitulasi penghitungan suara yang hasilnya adalah pasangan Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang) yang sebagai pemenang. Sayang meraih suara 52,42 persen, lalu di urutan kedua pasangan IA memperoleh 41,57 persen, dan pasangan nomor urut tiga, Rudianto Asapa-Andi Nawir (Garuda-Na) meraih 6,01 persen.

Ketua KPUD Sulsel, Jayadi Nas mengatakan,  berdasarkan data KPUD Sulsel, suara sah yang masuk sekitar 4.294.960 suara. Sedangkan suara yang tidak sah sebanyak 51.614 suara. Dia menyebutkan partisipasi pemilih yang ikut Pemilukada ini diatas 60 persen.

Ikuti Whatsapp Channel Republika