REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Ketua Komisi A DPRD Tolikara, Husia Yosia Karoba, tewas akibat dikeroyok massa di Distrik Gilubandu, sesaat sebelum memberikan suara pada Pemilihan Gubernur Papua, Selasa.
Keterangan yang dihimpun ANTARA, korban saat pencoblosan mencoba mengajak sekelompok massa untuk memilih kandidat lain di luar kesepakatan dengan warga.
Padahal, warga sudah sepakat untuk memberikan suara kepada kandidat nomor urut 3, yakni pasangan Lukas Enembe-Klemen Tinal. Massa mengamuk dan mengeroyok korban hingga akhirnya tewas akibat luka-luka yang diderita.
Korban adalah anggota Partai Golkar. Sebelum dikeroyok, korban menyatakan dan mengajak warga untuk memilih kandidat nomor urut 6, yakni pasangan Habel Melkias Suwae-Yop Kogoya.
Wakil Kepala Polda Papua Brigjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan, berdasarkan laporan terungkap bahwa korban tewas akibat dikeroyok massa sesaat setelah menyatakan diri dan mengajak masyarakat agar memilih kandidat tertentu.
"Korban sebetulnya sudah tahu kalau masyarakat di Distrik Gilubandu sudah menyatakan sikap memberikan suaranya ke kandidat nomor 3, namun tetap berupaya agar ada yang mau mendukung kandidat lain, yakni pasangan nomor 6," katanya.
Ia mengatakan situasi di daerah itu tetap relatif kondusif pascakejadian tersebut.
Pilgub Papua diikuti enam pasangan calon yakni nomor urut 1, Noak Nawipa-John Wob, nomor urut 2, MR Kambu-Blasius Pakage, nomor urut 3, Lukas Enembe-Klemen Tinal, nomor urut 4, Welington Wenda-Waynand Watori, nomor urut 5, Alek Hesegem-Marthen Kayoi, dan nomor urut 6, Habel Melkias Suwae-Yop Kogoya.