REPUBLIKA.CO.ID,BANDA ACEH--Murid Sekolah Dasar di Kota Banda Aceh diberi peran untuk menentukan jalur evakuasi tsunami sebagai upaya kesiapsiagaan warga di daerah rawan bencana alam di wilayah itu.
"Kami memberikan pelatihan kesiapsiagaan bencana dengan melibatkan guru dan murid SD menentukan jalur evakuasi tsunami," kata staf Tsunami Disaster Mitigation and Research Center (TDMRC) Unsyiah Faisal Ilyas di Banda Aceh, Senin.
Kegiatan pelatihan itu diselenggarakan selama tiga hari dengan dukungan Bank Indonesia terhitung sejak 23 Januari 2013 bertempat di Sekolah Dasar Negeri 6 Banda Aceh.
Dijelaskan pengalaman gempabumi melanda Aceh pada 11 April 2012 kekuatan 8,5 Skala Richter dan disusul 8,1 SR berpusat di Samudra Hindia dan gempa 22 Januari 2013 6,0 SR dengan kedalaman 16 Km berpusat di kawasan Mane?Geumpang Kabupaten Pidie.
Faisal Ilyas yang juga panitia pelaksana pelatihan TDRMC mengatakan berbagai jenis bencana alam di Aceh masih berpotensi terjadi terutama gempabumi dan tsunami.
Gempabumi berkekuatan 8,9 SR yang disusul tsunami merupakan bencana alam dahsyat dengan mengakibatkan korban lebih 200 ribu orang meninggal dunia dan hilang di Aceh pada 26 Desember 2004.
Karena itu, menurut Faisal pendidikan kebencanaan dianggap salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kesiapsiagaan bencana, termasuk di lembaga pendidikan formal.
"Kegiatan lalu melibatkan 30 peserta guru dan siswa dari SDN 6, 70 dan 17 dan itu dimaksudkan untuk memberikan pemahaman, mengenal bencana dan peta bahaya/ancaman, kerentanan dan kapasitas di lingkungan sekolah," katanya menambahkan.
Selanjutnya pelatihan itu diharapkan siswa juga memiliki ketrampilan menyusun peta bahaya dan dapat mengidentifikasi jalur evakuasi sehingga mereka (warga sekolah) mampu melakukan tindakan ketika terjadi bencana, kata Faisal Ilyas.
Dijelaskan, penentuan jalur dan peta evakuasi mengunakan metode "School Watching" merupakan suatu metode penanggulangan bencana dengan cara berkeliling wilayah melihat dan memahami tempat-tempat berbahaya ketika terjadi bencana maupun fasilitas untuk keselamatan.
Kemudian guru dan murid sekolah diajak memikirkan langkah pengatasan dan antisipasi terhadap bahaya, kata Faisal Ilyas.